Mohon tunggu...
Andini Okka W.
Andini Okka W. Mohon Tunggu... Guru - -Work for a cause not for an applause-

- a teacher, a humanist, and a lifetime learner -

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Shibuya Meltdown, Sebuah Refleksi di Hari Buruh

1 Mei 2023   16:06 Diperbarui: 1 Mei 2023   16:08 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1. Menanamkan mindset bahwa sibuk karena melakukan pekerjaan lebih bermanfaat daripada sibuk mencari pekerjaan.

2. Melakukan sesuatu yang disukai selama beberapa saat untuk meredakan pikiran yang terasa penuh. 

Karena saya suka musik, saya selalu mendengarkan musik saat bekerja dan bernyanyi di saat luang. Pun demikian dengan teman-teman yang memiliki kesukaan berbeda, menonton film atau memasak misalnya. Melakukan kegemaran walaupun hanya sebentar, bisa meningkatkan hormon serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter yang berperan dalam suasana hati atau mood. Serotonin juga berperan penting dalam menurunkan depresi dan mengatur kecemasan. Mood yang bahagia tentu meningkatkan kinerja.

3. Berkomunikasi dengan rekan sejawat. 

Mulai dari berdiskusi masalah pekerjaan, berita yang sedang happening, hingga becanda recehan sering saya lakukan dengan rekan-rekan sekantor. Alhasil, hormon endorfin saya bisa meningkat karena sering tertawa secara alami. Endorfin kerap diebut sebagai "penawar nyeri alami" yang dapat membantu meredakan nyeri dan memaksimalkan perasaan gembira. Hati yang gembira adalah obat. Sehingga semangat kerja meningkat.

4. Melakukan kebaikan kecil untuk orang sekitar.

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis artikel mengenai pay it forward. Konsep dimana kita meneruskan berkat dari Tuhan ke orang sekitar. Berkat tidak melulu berupa materi. Menyapa dan bersenda-gurau dengan bapak satpam dan para OB misalnya. Berbagi makanan kepada rekan sejawat. Menggantikan membantu teman yang berhalangan dengan tulus. Melakukan semua kebaikan yang dilakukan dengan tulus tanpa modus kepada semua orang. Kita gembira melihat mereka bahagia. Itu semua meningkatkan hormon oksitosin. Oksitosin juga disebut sebagai hormon cinta. Hormon ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menjalin ikatan dan mempercayai orang lain. Oksitosin juga berperan dalam manajemen kemarahan. Bisa dibayangkan, saat banyak tekanan kita jadi bisa meredam emosi.

5. Melakukan olahraga ringan

Berolahraga merupakan salah satu cara ampuh untuk meningkatkan hormon endorfin, dengan berbagai fungsi di poin nomor tiga. Olahraga bisa meredakan saraf-saraf yang tegang dan meningkatkan daya tahan tubuh. Saya pribadi masih berjuang untuk konsisten berolahraga. Hal yang tiap hari saya lakukan adalah naik turun tangga kantor, sementara saya juga mencari alternatif olahraga lain yang dapat saya lakukan di sela-sela kepadatan waktu bekerja.

Saya harap teman-teman yang membaca ini sudah melakukan olahraga lebih dari yang usahakan lakukan hehehe.

Menjaga kesehatan mental tidak dipungkiri bukan hal yang mudah. Kondisi psikologis yang berbeda, tekanan pekerjaan, beban, lingkungan rekan sejawat semua berpengaruh pada kestabilan emosi dan kesehatan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun