Mohon tunggu...
ANDINE TESYALONICCA
ANDINE TESYALONICCA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Tanjungpura

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Keynes dan Realita Saat Ini

20 November 2023   23:04 Diperbarui: 20 November 2023   23:11 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendekatan ekonomi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes telah menjadi salah satu teori yang sangat berpengaruh dalam dunia ekonomi. Dalam artikel ini, kita akan membahas pemikiran Keynes dan relevansinya dalam konteks ekonomi saat ini. Dengan menggunakan pendekatan profesional, kita akan mengulas konsep-konsep utama Keynes dan menerapkannya pada realita saat ini.

I. Pendahuluan

Pemikiran Keynes muncul pada masa Depresi Besar yang melanda dunia pada tahun 1930-an. Keynes mengkritik pandangan ekonomi klasik yang mengutamakan tangan invisible pasar dan menekankan pentingnya campur tangan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi. Teori Keynesian memiliki tiga konsep utama, yaitu konsumsi, investasi, dan pengeluaran agregat.

II. Konsep Pemikiran Keynes

A. Konsumsi

Keynes berpendapat bahwa tingkat konsumsi masyarakat merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, masyarakat yang lebih banyak menghabiskan uangnya untuk konsumsi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

B. Investasi

Investasi juga menjadi faktor penting dalam pemikiran Keynes. Keynes berargumen bahwa investasi yang tinggi akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan nasional. Dalam konteks ini, pemerintah dapat berperan dalam mendorong investasi melalui kebijakan fiskal.

C. Pengeluaran Agregat

Konsep pengeluaran agregat menyatakan bahwa tingkat pengeluaran agregat dalam suatu perekonomian akan mempengaruhi tingkat output dan pendapatan nasional. Keynes berpendapat bahwa jika pengeluaran agregat rendah, pemerintah harus meningkatkan pengeluaran publik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

III. Relevansi Pemikiran Keynes dalam Realita Saat Ini

A. Krisis Finansial 2008

Pemikiran Keynes menjadi sangat relevan selama krisis finansial global pada tahun 2008. Dalam situasi ini, pemerintah banyak melakukan intervensi dalam pasar keuangan dengan tujuan untuk memulihkan kepercayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tindakan ini sejalan dengan pendekatan Keynesian yang menekankan pentingnya campur tangan pemerintah dalam mengatasi masalah ekonomi.

B. Kebijakan Fiskal dan Moneter

Pemikiran Keynes juga relevan dalam konteks kebijakan fiskal dan moneter saat ini. Dalam situasi perekonomian yang lesu, pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal, seperti peningkatan pengeluaran publik dan pengurangan pajak, untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, bank sentral juga dapat menggunakan kebijakan moneter, seperti penurunan suku bunga, untuk merangsang investasi dan konsumsi.

C. Fenomena Ketimpangan Ekonomi

Ketimpangan ekonomi yang semakin meningkat juga menjadi tantangan yang relevan dalam pemikiran Keynes. Keynes berpendapat bahwa ketimpangan pendapatan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemerintah dapat menggunakan kebijakan redistribusi pendapatan untuk mengatasi masalah ini, seperti meningkatkan pajak atas pendapatan tinggi dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang lebih miskin.

IV. Kesimpulan

Pemikiran Keynes tetap relevan dalam konteks ekonomi saat ini. Dalam situasi perekonomian yang sulit, pendekatan Keynesian yang menekankan campur tangan pemerintah dapat menjadi solusi yang efektif untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, kebijakan fiskal dan moneter dapat digunakan untuk merangsang konsumsi dan investasi, sementara kebijakan redistribusi pendapatan dapat mengatasi ketimpangan ekonomi. Dengan memahami pemikiran Keynes dan menerapkannya dalam praktek, kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun