Misalnya, ketimpangan pendapatan dan kekayaan yang semakin meningkat di banyak negara merupakan contoh nyata pertentangan kelas yang terus berlanjut. Ketika keuntungan korporasi meningkat, tetapi upah pekerja stagnan, ketidakadilan dan ketidaksetaraan semakin memperdalam kesenjangan antara kelas pekerja dan kelas pemilik modal.
Selain itu, pertentangan kelas juga dapat dilihat dalam bentuk gerakan sosial dan politik yang muncul untuk melawan ketidakadilan dan eksploitasi. Gerakan pekerja, serikat buruh, dan kelompok aktivis lainnya berjuang untuk hak-hak pekerja, meningkatkan upah, dan menciptakan kondisi kerja yang lebih baik. Semua ini mencerminkan perjuangan kelas pekerja untuk melawan dominasi bourgeoisie.
IV. Kesimpulan
Dalam pemikiran ekonomi, teori pertentangan kelas menurut Marx merupakan konsep yang sangat penting. Melalui pandangannya tentang perbedaan kepentingan antara proletariat dan bourgeoisie, Marx membantu kita memahami pertentangan kelas dalam sistem kapitalisme.
Teori pertentangan kelas masih relevan dalam konteks sosial dan ekonomi modern, di mana ketimpangan sosial dan ekonomi terus tumbuh. Dalam upaya untuk mencapai masyarakat yang lebih adil dan egaliter, pemahaman tentang pertentangan kelas dapat menjadi pijakan untuk gerakan sosial dan politik yang mencoba melawan eksploitasi dan ketidakadilan.
Dengan demikian, pemikiran Marx tentang pertentangan kelas memberikan landasan untuk menyelidiki dan mengkaji ketidaksetaraan dan konflik sosial dalam konteks ekonomi modern. Dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi saat ini, pemahaman yang baik tentang teori pertentangan kelas dapat membantu kita merumuskan solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H