Mohon tunggu...
Andina Rahayu
Andina Rahayu Mohon Tunggu... -

Jago maen, Jago roke-roke, Jago nonton, Jago kuliner,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hambatan Belajar dan Solusinya

10 Juni 2012   05:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah-tengah perkembangan teknologi yang pesat, muncullah sebuah kekhawatiran yang mendalam. Karena semakin berkembangnya teknologi, maka hal-hal negatife pun ikut berkembang dengan pesat. Contohnya di internet, disana merupakan tempat yang bermanfaat sekaligus tempat kejahatan dan kema’siatan.

Bagi para pelajar, ini merupakan sebuah tantangan yang besar. Sebab dinegara Indonesia ini banyak jebakan-jebakan yang akan membawa manusia kejurang kehinaan. Contohnya hiburan-hiburan di televisi yang tidak mendidik adalah penghambat proses belajar. Oleh sebab itu, para pelajar mesti meningkatkan kualitas serta kuantitas belajar. Tapi ingat, belajar bukan hanya di sekolah, tapi di lingkungan masyarakat pun kita dapat belajar banyak hal. Diantaranya di pengajian-pengajian. Disana merupakan tempat-tempat belajar, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan rohani.

Ingat! Hasil dari belajar adalah sukses, dan sukses itu diraih karena giat dalam berusaha. Oleh karena itu, didalam belajar dituntut untuk pintar. Menurut hemat saya, pintar itu ialah banyak tahu. Sebab otak manusia itu bagaikan sebuah teko. Bila teko itu diisi air, maka teko itu pun dapat menuangkan air. Begitu pula jika otak ini diisi dengan ilmu, maka ilmu itu dapat dituangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun salah satu cara untuk mengisi otak ini dengan ilmu adalah dengan membaca. Melalui membaca, otak yang tadinya beku akan encer, dan yang tadinya tumpul akan menjadi tajam. Hasil penelitian menunjukan bahwa Negara-negara yang mengalami kemajuan itu dikarenakan minat baca masyarakatnya yang tinggi. Selain itu membaca pun dapat dilakukan dimana saja. Cukup hanya dengan sebuah buku atau Koran, manusia dapat menjelajah ke seluruh penjuru dunia. Adapun gudang ilmu yang baik bagi para pembaca adalah perpustakaan.

Dalam proses belajar, mesti dibutuhkan sebanyak-banyaknya motivasi yang akan menyulut api semangat untuk belajar. Sebab motivasi itu ibarat angin yang berhembus dilautan. Jika sebuah perahu membentangkan layarnya kemudian terttiup angin, maka perahu itu akan bergerak maju. Dan jika angin itu berhenti, maka perahu juga akan ikut berhenti. Seperti itulah hubungan belajar dengan motivasi. Oleh sebab itu, maka motivasi belajar sangatlah penrting. Sebab akan membantu proses belajar. Adapun motivasi yang yang datang dapat berupa do’a serta dorongan dari orang tua, cita-cita yang tinggi, persaigan yang ketat dan lain sebagainya.

Didalam menghadapi hambatan-hambatan belajar, perlu dituntut untuk kreatif. Seorang guru di sebuah sekolah mengatakan bahwa kekreatifan itu lahir dari keterbatasan. Setelah direnungkan, ternyata pendapat itu dapat diterima. Oleh karena itu, keterbatasan jangan dijadikan alasan untuk tidak belajar. Sebab dari keterbatasan itulah akan lahir kekreatifan yang senantiasa menyertai proses belajar, sehingga semangat untuk belajar pun sebakin berkobar. Didalam belajar, yang menjadi modal utama adalah rasa cinta terhadap ilmu. Dengan rasa cinta terhadap ilmu, meskipun jutaan hambatan yang menghalangi belajar akan dengan mudah untuk dilewati. Oleh sebab itu, maka rasa cinta kepada ilmu mesti ditanamkan dalam hati nurani.

Ketika belajar, peran guru sangatlah penting. Tetapi jangan sampai kita keliru dengan pengertian guru. Guru bukan saja seorang manusia, buku pun dapat menjadi guru. Oleh karena itu, sampai saat ini saya berpendapat bahwa guru ialah suatu hal yang akan membawa manusia ke arah yang lebih maju. Itu artinya guru akan senantiasa membimbing manusia untuk belajar demi memperoleh ilmu. Contoh sederhana, seorang balita dapat berjalan dengan baik dikarenakan ia belajar dan guru yang berperan pada pembelajaran ini adalah sang ibu. Dan jika ada orang yang datang ke sebuah kota yang pertama kali dikunjunginya, lalu ia tersesat, maka tentulah ia akan bertanya. Orang yang ditayainya serta memberikan jawaban yang tepat adalah guru yang membimbingnya ke tempat tujuan. Jadi gurulah yang sangan besar jasanya terutama dalam proses belajar.

Selain itu, guru pun dapat berupa pengalaman. Dalam suatu riwayat hadits bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Seorang muslim tidak akan digigit ular sebanyak dua kali pada lubang yang sama”. Sabda Rasulullah saw barusan menjelaskan bahwa digigit ular pada suatu lubang adalah sebuah pengalaman. Dan orang yang menjadikan pengalamannyanya sebagai guru tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Begitu pula pemenu bola lampu yang terkenal, Thomas Alpha Edison. Ia menjadikan pengalamannya berupa kegagalan sebagai guru untuk membimbingnya kejalan kesuksesan. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pengalaman disebut guru yang berharga.

Oleh sebab itu, kita harus belajar walaupun keterbatasan yang menghambat kita. Dan belajar itu tidak pandang bulu, tua maupun muda, kaya maupun miskin tetap saja wajib untuk belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun