Mohon tunggu...
Andi Najda
Andi Najda Mohon Tunggu... Mahasiswa - FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswi kedokteran yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan rasa semangat untuk membuat karya baru demi bekal masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Risiko Osteoporosis, Pencegahan Dini untuk Kesehatan Tulang Sepanjang Usia

13 Desember 2024   06:54 Diperbarui: 13 Desember 2024   07:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Osteoporosis sebagai suatu gangguan klinis ditandai oleh massa tulang yang sangat rendah dan adanya cacat pada struktur tulang, sebuah kombinasi yang membuat tulang menjadi sangat rapuh dan memiliki risiko fraktur yang lebih tinggi dari biasanya untuk seseorang dengan usia, jenis kelamin, dan ras yang sama. Meskipun area tulang trabekular lebih berpori dan korteksnya lebih tipis dari normal, tulang yang ada tetap ter-mineralisasi secara penuh.

Etiologi

Osteoporosis adalah gangguan pada kerangka tubuh yang ditandai dengan penurunan kekuatan tulang, sehingga meningkatkan risiko fraktur pada daerah-daerah seperti pinggul, tulang belakang, dan bagian lain dari kerangka tubuh. Penyebab osteoporosis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu osteoporosis primer dan sekunder. Osteoporosis primer umumnya lebih sering terjadi dan berhubungan dengan faktor usia, seperti osteoporosis senil yang sering ditemukan pada lanjut usia, atau pada wanita yang telah mengalami menopause. Penurunan kadar estrogen pada menopause mempercepat kehilangan massa tulang, sehingga wanita yang lebih tua berisiko lebih tinggi mengembangkan osteoporosis dibandingkan pria. Selain itu, faktor genetik, pola makan, dan lingkungan turut mempengaruhi massa tulang pada usia muda. Massa tulang yang lebih besar pada usia muda cenderung memperlambat perkembangan osteoporosis di masa depan. Sementara itu, osteoporosis sekunder dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit metabolik, defisiensi vitamin, atau penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi kesehatan tulang.

Epidemiologi

Osteoporosis memberikan beban yang signifikan pada masyarakat, terutama karena insidensinya meningkat seiring bertambahnya usia, dengan sebagian besar populasi terpengaruh setelah usia 80 tahun. Diperkirakan sekitar 3,5 juta wanita dan 1 juta pria di Italia menderita osteoporosis. Secara global, sekitar 40% wanita yang mencapai usia 50 tahun diperkirakan akan mengalami osteoporosis selama sisa hidup mereka. Morbiditas terkait fraktur pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan akibat osteoporosis, serta mortalitas akibat fraktur pinggul, menunjukkan pentingnya pengembangan strategi pencegahan. Risiko seumur hidup untuk fraktur osteoporotik pada pergelangan tangan distal, tubuh vertebra, atau femur proksimal adalah sekitar 15% untuk setiap lokasi, dan 40% untuk semua lokasi. Setiap tahunnya, lebih dari 90.000 fraktur pinggul terjadi pada populasi Italia yang berusia 50 tahun ke atas. Deformitas vertebra ditemukan pada lebih dari 20% individu berusia 65 tahun atau lebih, baik pria maupun wanita. Fraktur osteoporotik memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, selain beban kesehatan. Tingkat mortalitas satu tahun untuk pasien dengan fraktur femur proksimal berkisar antara 15 hingga 30%. Fraktur osteoporotik menjadi salah satu penyebab utama kematian pada lansia, dengan insiden yang sebanding dengan stroke dan kanker payudara, serta empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan kanker endometrium. Selain itu, pada 50% wanita dengan fraktur pinggul, terjadi penurunan substansial dalam tingkat kemandirian, yang menyebabkan kebutuhan perawatan jangka panjang pada 20% kasus.

Faktor Risiko

  1. Bone Mineral Density (BMD)
    Penurunan BMD atau kepadatan mineral tulang, merupakan faktor risiko utama fraktur. BMD dipengaruhi oleh massa tulang puncak yang tercapai saat dewasa, penurunan massa tulang setelah menopause, serta faktor genetik, nutrisi, gaya hidup, kondisi kesehatan lain, dan penggunaan obat-obatan. Penurunan BMD sebanyak 1 SD dapat meningkatkan risiko fraktur 1,5 hingga 3 kali lipat. Meskipun BMD penting, faktor risiko lain yang dapat melengkapi informasi BMD juga perlu diperhatikan.

  2. Usia
    Risiko fraktur meningkat seiring bertambahnya usia. Selain penurunan BMD, faktor lain seperti perubahan kualitas struktur tulang, peningkatan risiko jatuh, dan respons perlindungan yang lebih lambat juga berperan. Untuk usia yang lebih tua, risiko fraktur pada BMD yang sama lebih tinggi dibandingkan pada usia muda.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun