Mohon tunggu...
Andina Perwitasari
Andina Perwitasari Mohon Tunggu... Human Resources - HR Practitioner

seorang Human Capital yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, berfokus pada kebaikan, pembelajaran, kolaborasi, pertumbuhan, dan kebermaknaan, dengan semangat berbagi yang menjadi jiwa dalam kepemimpinan saya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketulusan yang Disepelekan

20 Januari 2025   08:32 Diperbarui: 20 Januari 2025   08:32 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ketulusan itu ibarat sinar matahari yang tak pernah memilih siapa yang akan menerimanya. Ia hadir begitu saja, tanpa syarat, tanpa harap balasan. Namun, sering kali ketulusan ini justru dipandang sebelah mata, dianggap angin lalu, atau bahkan disalahartikan sebagai kelemahan.

Pernahkah kau memberi segalanya dari hati, tapi yang kau terima hanyalah pengabaian? Rasanya perih, bukan? Seolah ketulusanmu tak dihargai, usahamu tak diakui, dan hatimu tak pernah dianggap ada.

Namun, ketahuilah, ketulusan yang disepelekan tidak pernah benar-benar sia-sia. Ia mungkin tidak dihargai oleh orang yang menerimanya, tapi ia meninggalkan jejak kebaikan di dunia. Ia mendidikmu untuk tetap rendah hati, untuk terus memberi tanpa pamrih, dan untuk menjadi cahaya bagi dirimu sendiri.

Ketulusan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Jika ada yang meremehkanmu karena ketulusanmu, itu tidak mencerminkan dirimu, melainkan mereka yang belum mampu menghargai. Tetaplah tulus, karena dunia ini sebenarnya membutuhkan lebih banyak orang seperti dirimu. Jangan pernah biarkan mereka yang tak menghargai menghentikanmu untuk tetap menjadi cahaya.

Ketulusanmu berharga, bahkan ketika orang lain tak menyadarinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun