Ketulusan itu ibarat sinar matahari yang tak pernah memilih siapa yang akan menerimanya. Ia hadir begitu saja, tanpa syarat, tanpa harap balasan. Namun, sering kali ketulusan ini justru dipandang sebelah mata, dianggap angin lalu, atau bahkan disalahartikan sebagai kelemahan.
Pernahkah kau memberi segalanya dari hati, tapi yang kau terima hanyalah pengabaian? Rasanya perih, bukan? Seolah ketulusanmu tak dihargai, usahamu tak diakui, dan hatimu tak pernah dianggap ada.
Namun, ketahuilah, ketulusan yang disepelekan tidak pernah benar-benar sia-sia. Ia mungkin tidak dihargai oleh orang yang menerimanya, tapi ia meninggalkan jejak kebaikan di dunia. Ia mendidikmu untuk tetap rendah hati, untuk terus memberi tanpa pamrih, dan untuk menjadi cahaya bagi dirimu sendiri.
Ketulusan adalah kekuatan, bukan kelemahan. Jika ada yang meremehkanmu karena ketulusanmu, itu tidak mencerminkan dirimu, melainkan mereka yang belum mampu menghargai. Tetaplah tulus, karena dunia ini sebenarnya membutuhkan lebih banyak orang seperti dirimu. Jangan pernah biarkan mereka yang tak menghargai menghentikanmu untuk tetap menjadi cahaya.
Ketulusanmu berharga, bahkan ketika orang lain tak menyadarinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H