Anakku Diam Berkarat
Ilalang yang tertiup angin
Mengarah tidak menentu
Mengikuti angin berhembus
Menghempaskan ilalang tanpa tujuan
Terdiam bila terguyur air
Tak berarti bila dipetik
Dibabat bila menggangu
Ini tentang anakku pernah aku mendengar istilah “diam itu emas” itu tak terjadi pada anakku dia hanya diam, diamnya bukan karena dia sakit atau bawaan dia lahir dia hanya diam tak menjadikan dirinya seperti emas. Mungkin ini keslahanku mendidiknya dengan uang memang pada waktu itu ekonomiku tak seperti saat ini sekarang serba kesulitan. saat kasihsayang yang kuberikan kini sudah tak dihiraukan kini semua kehidupanya berantakan rasa kecewa semakin tak karuhan melihat pergaulanya. Masa depannya beratakan jerihpayahku mencari sesuap nasi untuk pendidikan dan masa depannya kini telah sirna. Nasihatku terlambat untuknya ak sudah tidak sanggup lagi menasihatinya semua dihiraukan sekarang aku pasrah ku bebaskan dia untuk mencari masa depannya.
Semuanya akan indah apa bila apa yang jadi tujuan hidupmu kau ubah menjadi tujuan yang baik bagi masa depan tapi seakarang anakku hanya bermalas-malas waktunya hanya dihabiskan didalam pergaulannya yang membuatnya semakin terpuruk. Akan berarti bila tidak hanya diam berpangku tangan jangan jadikan penghalang bila tidak memenehui kewajaiban 9 tahun dari pemerintah memang kondisi orang berbeda-beda semangat dan keyakinan untuk mewujudkan mimpi itu pasti ada disertai usaha dan mendekatkan diri pada tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H