Rabu pagi (16/8/2023), Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 189 mengadakan penyuluhan dan praktik pemenuhan gizi seimbang serta demonstrasi masak MPASI daun kelor sebagai upaya pencegahan stunting kepada warga Desa Sumberbulus. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 09.15 WIB di rumah salah satu warga yang dihadiri lebih dari 20 peserta termasuk beberapa diantaranya adalah kader posyandu yang telah dibina mahasiswa KKN K 189 untuk mengajari warga terkait stunting. Kegiatan ini diawali dengan agenda sambutan koordinator desa, penyampaian materi, tanya jawab, demonstrasi masak MPASI dan berakhir dengan sesi foto bersama.
Penyampaian materi "GESTING (Gerakan Sumberbulus Cegah Stunting)" disampaikan oleh Evi Wulandari, A.Md. Keb. selaku bidan di Desa Sumberbulus. Materi yang disampaikan yakni terkait faktor penyebab stunting dan kiat-kiat pemenuhan gizi untuk ibu dan anak terutama pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Melalui gaya penyampaiannya yang santai dan interaktif, Ibu Evi  mengatakan bahwa ibu-ibu hamil terkadang masih melupakan obat tablet tambah darah dan masih sulit makan.  Selain itu, untuk ibu yang sudah memiliki anak, mereka terbiasa untuk membelikan anaknya jajan sembarangan yang kurang bergizi hanya agar anaknya tidak menangis. Kebiasaan-kebiasaan tersebut umumnya menyebabkanibu dan anak menjadi kurang gizi.
Sesi demonstrasi masak MPASI dilakukan setelah agenda pemberian sertifikat kepada pemateri. Melalui demonstrasi masak MPASI daun kelor ini, mahasiswa KKN K 189 mencoba memperkenalkan dan  mempromosikan daun kelor sebagai bahan utama dalam olahan masakan untuk ibu dan anak. Kelor atau yang kerap dipanggil sebagai "daun merongki" oleh warga Desa Sumberbulus merupakan bahan makanan yang mudah didapat di desa tetapi mem
iliki kandungan gizi yang tinggi. Dengan berat yang sama, daun kelor segar mengandung protein setara dua kali protein yogurt, vitamin A empat kali lebih besar dari wortel, dan kalsium tujuh kali lebih besar dibandingkan susu. Oleh karena itu, daun kelor menjadi bahan masakan alternatif yang sangat cocok untuk mencegah stunting.Pada sesi demonstrasi, mahasiswa KKN K 189 mencoba memasak puding kelor. Puding sendiri merupakan camilan yang banyak digemari balita sehingga menjadi salah satu menu andalan mahasiswa KKN K 189 dalam pencegahan stunting. Kemudian pada sela-sela sesi demonstrasi masak MPASI puding kelor, peserta dibagikan puding kelor yang sudah disiapkan sebelumnya dan buku resep MPASI daun kelor. Buku Resep MPASI daun kelor yang disusun oleh mahasiswa KKN K 189 ini berisi fakta gizi seputar daun kelor dan beberapa rekomendasi menu MPASI kelor. Menu tersebut beberapa di antaranya yaitu puding kelor, tahu kukus kelor, bubur kelor, sup kelor dan donat kelor.
Kegiatan  penyuluhan dan praktik pemenuhan gizi seimbang serta demonstrasi masak MPASI daun kelor kepada warga Desa Sumberbulus berlangsung  dengan  baik dan diterima secara antusias oleh warga. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa KKN K 189 berharap warga Desa Sumberbulus mampu membuat  olahan  daun  kelor yang bermanfaat untuk mencegah stunting. Selain itu, melalui buku resep MPASI kelor yang telah dibagikan, warga terbiasa dalam memanfaatkan daun kelor menjadi berbagai varian makanan  dan minuman sehingga pemanfaatan daun kelor ini dapat terus berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H