Satu piring nasi sudah kuhabiskan menghilangkan lapar sambil menunggumu. Tapi, bunyi di ponselku belum juga ada yang berisi bbm balasan darimu.
Jeda enam puluh detik kupikirkan lagi akan kubuat apa sambil menunggumu.
Dua belas level game kesukaanku sudah kutamatkan mengisi waktuku menunggumu, belum juga ada tanda-tanda bbm balasan darimu. Iya, sekadar huruf R saja belum.
Jeda enam puluh detik kupikirkan lagi akan kubuat apa sambil menunggumu.
Sudikah kauhitung detik per detik itu selama enam puluh detik? Mengikuti nada tik-tok jarum jam. Cukup lama? Iya.
Sayang, kupikir enam puluh detikmu sama dengan enam puluh detikku.
Aku hanya meminta jeda dari setiap sela kesibukanmu, enam puluh detik.
Sayang, kupikir aku sama pentingnya untukmu seperti pentingnya kamu untukku.
Ceritakan aku banyak hal tentangmu,
agar aku tak perlu menerka
bagaimana kamu sekadar selama enam puluh detik itu berlalu...