Beberapa waktu belakangan ini kita disibukkan oleh pro-kontra masalah Islam Nusantara yang dinyatakan oleh MUI Sumbar dan kemudian MUI Sumut. Alasannya mereka hanya mengakui Islam satu. Hal itu dengan cepat diantisipasi oleh Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia yang sekaligus Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP DKAAP), Din Syamsuddin.
Din mengatakan bahwa tak perlu ada pertentangan terhadap konsep Islam Nusantara yang dicetuskan oleh beberapa pihak. Sama halnya piak lai tidak menentangkan soal Islam berkemajuan. "Jika di sana terjadi penolakan , maka di sana sini akan terjadi penolakan terhadap konsep yang lain sehingga terjadi saling pertentangan atau penolakan, " katanya.
Seperti diketahui sebelumnya, MUI provinsi Sumatera menyatakan bahwa istilah "Islam Nusantara" melahirkan berbagai permasalahan yang akan mengundang perdebatan yang tidak bermanfaat dan melalaikan umat Islam dari berbagai persoalan penting yang sedang dihadapi.
Dalam konteks ini mungkin Din berpedoman pada Islam yang punya menjunjung tinggi Ukhuwah Islamiyah. Konsep ini merujuk pada kekuatan iman dan spiritual yang diberikan oleh Allah kepada umatnya yang beriman dan bertakwa penuh kepadaNYA. Konsep itu juga yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan dan saling percaya terhadap saudara satu akidah.
Intinya, bahwa Islam sangat mengedepankan persaudaraan. Ukhuwah Islamiyah bis juga berarti bahwa setiap umat Islam diakui sebagai saudara , tidak terbatas oleh negara, ras suku maupun warna kulit. Â
Keberagaman , kebinekaan dan budaya local yang dihormati adalah dasar dari konsep Islam Nusantara yang digagas oleh Nahdatul Ulama (NU) Konsep ini tidak memberi pembeda mendasar pada pokok-pokok ajaran. Hanya saja, konsep ini tidak meniadakan unsur-unsur daerah setempat dalam membesar Islam dan memperkuat Islam itu sendiri diantara umatnya. Di sini Ukhuwah Islamiyah menjadi penting.
Nabi Muhammad sendiri pernah mengatakan bahwa betapa pentingnya keberadaan Ukhuwah Islamiyah diantara kita, umat muslim.
Perumpamaan seorang mumin bagi mumin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling mengokohkan (Muslim 2585).
Karena itu , mungkin kita harus berfikir ulang terhadap pertentangan dan penolakan terhadap beberapa konsep soal Islam sendiri. Benar kata Din Syamsuddin, jika kita sibuk melayani pertentangan kita akan terjebak pada penolakan dan pertentangan yang mungkin taka da habisnya.
Dua konsep itu prinsipnya tak ada masalah, baik Islam berkemajuan maupun Islam Nusantara. Keduanya mengandung semangat Islam dan harusnya membawa semangat persaudaraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H