Selanjutnya, beberpa prinsip dalam proses pendidikan yang tak boleh penulis/pendidik lupakan adalah, (1) Kodrat anak adalah bermain, jadi sudah semestinya pendidik mengakomodasi permainan sebagai bagian dari pengajaran. (2) Anak bukanlah kertas kosong yang bisa digambar sesuka hati oleh pendidik, penebalan laku melalui konteks diri anak dan membawa sosio-kultural ke dalam bagian pendidikan itu yang perlu dilakukan. (3) Penumbuhan budi pekerti tidak hanya bisa dilakukan melalui praktik keagamaan atau tata sikap yang baik, lebih dari itu budi pekerti bisa tumbuh dari berbagai media; entah itu seni budaya, permainan tradisional dan/atau modern, atau kegiatan seperti menenun, menyulam, bercocok tanam.
Oleh karenanya, usaha transformatif perlu dengan segera penulis ejawantahkan melalui praktik baik. Melakukan pendekatan belajar yang persuasif- alih-alih memberikan tekanan bahkan ancaman, berusaha memperhatikan kesiapan belajar murid, dalam satu tema mempersiapkan berbagai pilihan cara belajar yang variatif, secara intens melakukan komunikasi umpan balik dalam pendekatan belajar dan mengkonstruksi cara belajar yang disepakati bersama-sama.
Konsepsi pendidikan yang memerdekakan, seperti yang dicita-citakan KHD, dimulai dari keinsyafan diri dan menyebar/tersebar menjadi kesadaran kolektif segenap pendidik di negeri ini, maka patut dinantikan akan segera terwujud. Semoga!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H