Mohon tunggu...
Andikha Ardana
Andikha Ardana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Inquisitive

I spend my time overanalyzing everything.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Alasan di Balik Invasi yang Dilakukan Rusia terhadap Ukraina

2 Maret 2022   06:15 Diperbarui: 2 Maret 2022   10:07 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Invasi skala besar yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari lalu telah membentuk berbagai kubu dan spekulasi mengenai berbagai keputusan yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Beberapa mendukung Rusia karena keputusan Ukraina yang tidak sesuai dengan kemauan Putin, beberapa juga mendukung Ukraina dan mengutuk tindakan Rusia yang telah menimbulkan kekacauan dunia. Ketegangan antara kedua negara tersebut juga menimbulkan ketidakstabilan pada ekonomi dunia.

Dibalik berbagai spekulasi yang ada mengenai pemicu ketegangan antara kedua negara tersebut, terdapat alasan pasti yang dianggap menjadi penyebab terjadinya ketegangan.

1. Aneksasi Krimea oleh Rusia

Pada tahun 2014, Rusia dianggap melakukan aneksasi atau pencaplokan wilayah Krimea yang sebelumnya merupakan bagian administrasi dari Ukraina. Tindakan Rusia tersebut menimbulkan banyak pertentangan dan menjadi salah satu pemicu ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Ukraina yang sebelumnya menjadi negara anggota Commonwealth of Independent States (CIS) berhenti berpartisipasi sebagai anggota organisasi tersebut dan akhirnya keluar pada 2018 akibat tindakan aneksasi Krimea yang dilakukan Rusia. Selain itu, penyebab lain keluarnya Ukraina dari CIS adalah adanya kecurigaan terhadap keterlibatan Rusia dalam perang Donbass yang terjadi sejak 2014.

Pada awalnya, Rusia tidak mengakui tindakan aneksasi tersebut. Namun akhirnya Putin mengakui bahwa Rusia mendukung milisi separatis Krimea dan berkata "untuk memastikan suasana yang layak bagi rakyat Krimea agar dapat mengutarakan keinginan mereka". Adapun keinginan yang dimaksud Rusia ialah rakyat Krimea ingin menjadi negara Independen dan melepaskan diri dari Ukraina. Terlepas dari alasan masing-masing pihak, pada intinya Rusia dianggap tidak menghargai visi dari CIS dan berbagai perjanjian yang berlaku terhadap kedua negara tersebut.

2. Kecemasan Rusia terhadap Keterlibatan Ukraina dalam NATO

Ukraina sejak lama sudah memiliki cita-cita untuk bergabung dengan aliansi NATO atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Keinginan Ukraina tersebut membuat Rusia khawatir terhadap keamanan wilayahnya. Rusia sendiri yang merupakan negara anggota CSTO atau Collective Security Treaty Organization menganggap NATO sebagai ancaman bagi negaranya. Rusia khawatir ekspansi yang telah NATO lakukan selama ini akan semakin mengancam wilayahnya apabila Ukraina bergabung.

Putin sendiri menggambarkan skenario apabila Ukraina bergabung dengan NATO. Skenario tersebut menggambarkan bahwa Ukraina akan merebut kembali Semenanjung Krimea dengan bantuan NATO dan jika hal tersebut terjadi maka Rusia akan menghadapi banyak negara yang akan membantu Ukraina untuk merebut kembali Semenanjung Krimea.
NATO sendiri mengatakan bahwa aliansi tersebut tidak akan menerima Ukraina untuk menjadi anggotanya dikarenakan tingkat korupsi di Ukraina yang masih tinggi dan ketidakstabilan pemerintahan maupun militernya. Walaupun prospek Ukraina untuk bergabung dengan NATO tidak ada untuk masa mendatang, tetapi pimpinan NATO Jens Stoltenberg mengatakan akan  memberikan bantuan persenjataan kepada Ukraina untuk menghalau invasi yang dilakukan Rusia.

3. Kemesraan Ukraina dengan Uni Eropa

Semenjak terjadi ketegangan dengan Rusia pada 2014, Ukraina menyatakan intensinya untuk bergabung dengan Uni Eropa dengan harapan akan banyak negara yang membantunya. Hal tersebut membuat ketegangan yang terjadi saat itu terus memanas hingga saat ini. Invasi yang dilakukan Rusia baru-baru ini membuat Ukraina menginginkan untuk bergabung dengan Uni Eropa secepatnya dibawah prosedur khusus yang baru dan membuat Rusia memiliki alasan yang semakin teguh untuk menyerang Ukraina.

4. Denazifikasi

Meningkatnya aktivitas dari berbagai organisasi politik berhaluan nasionalis dan sosialis di Eropa Timur menghidupkan kembali gagasan dari Denazifikasi. Gerakan politik kanan-jauh yang memiliki ideologi fasisme dan nasionalisme memunculkan kelompok Antifa atau kelompok anti fasis. Berbagai kelompok Antifa tersebut menyerukan kembali kejamnya berbagai ideologi kanan-jauh dan kembali membangkitkan gagasan Denazifikasi di wilayah Eropa Timur.

Putin sendiri menyebut alasan lain operasi militer yang ditujukan kepada Ukraina yaitu untuk melakukan apa yang ia sebut sebagai Denazifikasi. Namun pernyataan Putin dianggap hanya untuk menutupi ambisinya memperluas pengaruh di Ukraina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun