Pada tataran global Jakarta juga dikenal dengan kota medsos dunia. Bahkan Jakarta dinobatkan sebagai ibukota media sosial dunia. Masyarakatnya doyan banget bercengkrama di medsos. Kota paling cerewet di dunia. Untuk twitter saja, Jakarta tercatat menyumbang 2,4% dari 10,6 triliun kicauan sedunia, diikuti Tokyo berada (2,3%) dan London (2%). Mungkin itu pula kenapa pasukan buzzer merajalela khusus nya di Jakarta.
Film Arrival (2016)
Entah harus menghubungkan dari mana. Bagi saya melihat Jakarta saat ini sama seperti melihat film Arrival tahun ini. Film yang dibintangi Amy Adams dan Jeremy Renner ini mampu memukau saya untuk melihat persoalan kehidupan dalam spektrum yang lebih luas sekaligus dalam. Agaknya kita pun harus melihat Jakarta sekarang dengan perspektif demikian.
Sebanyak 12 pesawat luar angkasa misterius tiba di bumi. Louise Banks (Amy Adams) seorang ahli bahasa diminta untuk mengetahui apa maksud dan tujuan kedatangan ‘alien’ itu.
Ketika pada saat yang sama kita merindukan sosok pemimpin atau pejabat yang ideal untuk Jakarta, sekarang Tuhan mengirimkan seorang Ahok untuk ‘membenahi’ dan ‘membangun’ Jakarta seperti harapan semua orang. Mungkin banyak dari kita masih antipati akan sepak terjangnya saat ini. Antipati yang muncul karena melihat sisi minornya selama ini, tidak seiman, beda suku, perangainya dan seterusnya lalu menghubungkannya dengan segala hal yang intinya: ia tidak layak memimpin Jakarta. Ada kan yang begitu, buanyakkk. Dan yang nggak begitu juga sama banyaknya.
Ketika kelayakan memimpin harus diukur dengan elemen-elemen berbau SARA. Menurut saya itu adalah kemunduran. Bisa dibilang tidak adil. Apalagi warga negara Indonesia yang punya kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. Dijamin konstitusi.
Agaknya masyarakat Jakarta harus bangun terlebih dahulu (mentally) untuk bisa totalitas #bangunjakarta. Lebih tepatnya membangun sebuah kesadaran bersama tentang kemanusiaan. Mungkin kita harus belajar kepada Louise Banks dalam memahami makhluk yang masih asing baginya. Membangun dimensi kesadaran baru bahwa sesuatu yang bagi kita masih asing tidak selalu kita jadikan sebagai musuh. Malah bisa saja kebalikannya, kan?
Kunjungan alien dengan pesawat luar angkasanya itu memang tampak misterius dan mencurigakan. Membuat kita rancu apa maksud kedatangannya: baik atau jahat. Jika memang jahat, kenapa mereka tidak melakukan apa-apa? Apakah mereka alien "scientist" yang hendak melakukan penelitian di bumi? Jika iya, kenapa mereka tidak melakukan apa-apa? Are they just a tourist? (begitu saya baca reviewnya)
“Kamu tidak bisa menilai baik atau buruknya seseorang sebelum bunyi empat paku diatas peti mati kamu” -BTP-