Mohon tunggu...
andik irwanto
andik irwanto Mohon Tunggu... Freelancer, Blogger, Writter dan Researcher -

Sang Pejantan, Blogger amatiran, engga ngrokok, suka begadang dan ngopi, movie amateur dan kopi email: andik_irwanto86@yahoo.com www.ngopisetengahgelas.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Blogger Generasi Y: Mengawal Tranformasi Informasi

26 Mei 2016   21:25 Diperbarui: 26 Mei 2016   21:37 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai blogger yang mencoba mengasah dan menempa diri dalam tulis-menulis tentu punya caranya sendiri meramu sebuah tulisan yang enak, gurih namun tetap nikmat untuk dibaca. Terlebih santun untuk diamati dan dicermati isinya.

Menjadi blogger adalah sebuah kebaggaan. Karena selain sebagai pewarta warga atau citizen Journalist namun tetap punya ruang privasi untuk mengekplore lebih jauh tentang sudut pandang—rasa dalam melihat aspek kehidupan—yang kemudian kita tuangkan dalam lembaran kertas atau blog page.

Dewasa ini rasa-rasanya sudah tidak ada sekat berarti tentang blogger dan jurnalis. Pada setiap sisi memang punya perbedaan tapi perbedaan yang membuat setiap keduanya punya porsi memberitakan yang unik. Kalau seorang blogger akan mengedepankan pemberitaan yang subyektifitasnya lebih kentara, punya ruang bebas untuk meninterpretasikan bahkan mampu menciptakan medium tersendiri dalam gaya pemberitaan. Mulai dari kesan jurnalistik yang kental, curhat konvensional yang mengharu biru hingga menyastrakan pemberitaan yang menjadi sentimentil untuk dibaca.

Tentu ruang-ruang kebebasan para blogger tidak bisa untuk ditembus oleh jurnalis yang notabene tunduk pada kaidah jurnalistik dan undang-undang pers. Seorang blogger hanya dibatasi garis normatif pemberitaan yang ditegaskan dalam undang-undang ITE. Artinya blogger sudah mampu mesejajarkan diri dalam pemberitaan dengan punya wajah dan rasa yang sesuai pembacanya. Bahkan blogger lambat laun akan bertransformasi dalam skala yang lebih luas di abad generasi Y ini.

Blogger Generasi Y

Maka dunia blogger adalah dunia privasi dan kelas bawah. Anggapan itu udah terlalu jadul, barangkali. Apalagi ketika kita bicara blogger di era generasi Y—adalah sebuah pembicaraan yang akan mengubah mindset kita tentang dunia pemberitaan dan tulis menulis. Karean blogger generasi Y yang akan nengawal tranformasi informasi.

Karena transformasi  sekarang sudah sedemikian massif dan agaknya seolah-olah mengambil bentuk sendiri. Mutasi jurnalistik sekarang telah bergeser secara perlahan namun meyakinkan menjadi semi-bloggeristik. Sebuah pemberitaan yang mengarahkan pembacanya pada jenis tulisan berita yang aktual tapi dikemas renyah, fresh dan kekinian. Menempatkan berita atau informasi menjadi sedekat mungkin dengan pembacanya—intim.

Karena tidak mungkin dan mustahil kalau sekarang ini adalah dunia sudah berubah. Dunia sekarang adalah sebuah dunia yang digerakkan oleh informasi. Dan informasi berkembang begitu cepat dan dahsyatnya. Memaksa kita melakukan percepatan dalam berfikir dan menyimpulkan. Pun begitu dengan dunia informasi yang diwakili oleh kaum jurnalis dan blogger menjadi acuan untuk menunjukkan arah pemberitaan ke depan seperti apa.

Di sebut-sebut sekarang inilah era generasi Y mengubah peradaban. Sebuah generasi yang lahir di awal 80-90an yang juga disebut sebagai generasi millenial. Generasi inilah yang banyak dan mendominasi menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, chatting dan media sosial seperti twitter, facebook, instagram. Salah satu yang mencengangkan adalah generasi Y inilah yang punya peran menggerakkan informasi abad ini dan berperan mempermark wajah informasi dan peradaban ke depannya.

Jadi kita tidak heran dunia blogger dan jurnalistik akan lebih banyak didiminasi oleh generasi Y ini. Apalagi dengan sifat dari generasi Y yang berkarakteristik masing-masing individu berbeda. Pola komunikasi yang sangat terbuka dibanding generasi sebelumnya. Pemakai media sosial yang fanatik dan kehidupan sehari-harinya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi.

Bagaimana tidak, generasi Y bisa sanggup melakukan sesuatunya secara simultan. Generasi multitasking ini ketika diberi gadget sanggup mengetik sekaligus memberitakan. Ketika ia nyemplung dalam profesi jurnalis atau blogger ia sanggup mengetik tanpa melihat. Mengetik hanya dengan mendengar setiap yang ia dengar dari narasumber. Kegesitannya juga mengalahkan generasi-generasi sebelumnya.

Fenomena-fenomena sosial juga membuktikan hal serupa. Bagaimana sebuah berita atau informasi bisa jauh lebih cepat menyebar ke telinga orang sebelum berita itu tayang. Media sosial telah merevolusi pemberitaan. Bagaimana berita tentang ojek konvensional versus ojek digital yang belum lama panas adalah salah satu bukti bahwa sekarang sudah terjadi revolusi di segala lini. Karena hampir semua kepelikan permasalahan teknis kehidupan disulap oleh generasi Y menjadi semakin ringkas dan cepat.

Maka dalam hal ini blogger generasi Y akan mampu memainkan peran penting dalam siklus informasi. Perlahan tapi pasti akan menggantikan peran yang konvensional ke digital. Pemberitaan yang kekakuan akan semakin tertinggal dengan pemberitaan yang lebih dekat dengan keakuan.Orang yang membaca koran akan semakin berkurang digantikan dengan koran digital. Sekali sentuh semua informasi muncul tidak merepotkan sama sekali. Bebas waktu.

Saya pribadi sebagai seorang blogger amatir tentu bangga dan tertantang apalagi masuk dalam pusaran generasi Y sekarang ini tentu punya tanggung jawab besar terhadap perubahan. Maka pada 26 November setahun silam saya nyemplung secara kolektif, bergabung dalam sebuah wadah perkumpulan para blogger dan jurnalistik. KOPI. Koalisi Online Pesona Indonesia. Sebuah koalisi dari berbagai lintas profesi dan komunitas yang di dalamnya campur baur dari lintas generasi yang mewarnai.

Bagga tentunya ikut hadir dalam bersinergi positif dalam pemberitaan. Karena KOPI adalah sebuah koalisi yang mengedepankan pemberitaan positif. Good news is good news. Dengan mengusung motto 3S, Salam, Sapa dan Sinergi. Memberikan salam dan menyapa dunia dalam sinergi yang positif dalam mengabarkan informasi. Mulai dari pariwisata, perfilman, budaya, music, fashion, kuliner dan sebagainya. Dengan mengedepankan informasi positif sehingga turut serta mengawal dengan menjadi saksi anak negeri dalam kreativitas dan perubahan.

Itulah landasan yang paling mendasar yang sangat ideal untuk blogger generasi Y sekarang ini. Memadukan kecepatan disandingkan dengan etika pemberitaan positif dengan tetap santun memfilter segala informasi negative atau miring di masyarakat. Saya kira itulah manisfestasi menjadi saksi kreativitas dan perubahan yang sebenarnya. Sekali lagi blogger generasi Y akan nengawal tranformasi informasi. Dan tentu memainkannya!

Salam sinergi blogger generasi Y!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun