Mohon tunggu...
Andika Zega
Andika Zega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pemimpi yang Kurang Tidur

Selanjutnya

Tutup

Money

Kerja Keras bersama Melawan Mitos Gandum Tak Bisa Tumbuh di Indonesia

16 September 2018   18:40 Diperbarui: 16 September 2018   20:13 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival Panen Gandum Tropica ini diikuti oleh Mahasiswa FPB UKSW beserta dosen, perwakilan dari beberapa sekolah, perwakilan dari unsur negara dan warga setempat.

Festival ini membahas tentang alur pembudidayaan Gandum Tropica di Indonesia dengan menepis mitos-mitos tentang gandum tidak bisa tumbuh dengan baik di Indonesia. Tidak

hanya itu, talk show ini juga membahas tentang kerja sama pihak pengembang Gandum Tropica dengan pihak PT. Bogasari, Badan Tenaga Nuklir (BATAN) dan pihak lain.

Menariknya, ilmuan dari Badan Tenaga Nuklir sangat ingin bekerja sama mengembangkan Kualitas dari Gandum Topica dengan Sinar Gamma. Dijelaskan bahwa dengan Sinar Gamma tersebut maka kualitas Gandum akan lebih baik, Gandum dapat bertahan lebih lama dan tidak langsung terkelupas dari kulitnya, Gandum menjadi lebih Steril dan beberapa keunggulan lainnya.

Dan dari pihak PT. Bogasari menawarkan kerjasama untuk pengolahan Gandum Tropis menjadi tepung terigu, pengecekan kualitas layak konsumsi dan menjadikan Gandum Tropica tersebut sebagai bahan membuat terigu. Dengan begini maka harga tepung terigu akan menjadi lebih murah, kompetitif dipasaran dan dengan kualitas yang baik.

Dan inti dari Artikel ini serta Festival Panen Gandum Tropica tersebut adalah supaya kita saling bekerja sama untuk membangun Bidang Pertanian dalam hal Gandum Tropica agar kita dapat menghemat pengeluaran negara yang sangat besar hanya untuk mengimport gandum dari negara lain serta meminta bantuan dukungan dari berbagai pihak terutama Negara, industri atau pabrik ataupun perusahaan yang memiliki keterikatan dengan olahan Gandum serta masyarakat Indonesia yang harusnya mengkonsumsi hasil ataupun produk dalam negeri.

Sekian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun