Mohon tunggu...
ANDIKA WIRABUMI WIRABUMI
ANDIKA WIRABUMI WIRABUMI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya until tugas

Hanya until tugas

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pancuran Pitu: Kenyamanan Air Panas di Lereng Gunung

14 Juni 2021   15:23 Diperbarui: 14 Juni 2021   15:28 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampai di loket masuk, aku melihat ada jalan aspal, ruang parkir kendaraan pribadi, dan semacam angkot oranye yang terlihat khusus untuk mengantar wisatawan yang ingin mengunjungi destinasi yang sama denganku. Pancuran pitu, sebuah destinasi wisata alam berupa pancuran air panas alami di bawah lereng gunung Slamet, Kecamatan Baturaden, kota Purwokerto. Wisatawan bisa mengunjunginya melalui 2 jalur: melalui Lokawisata Baturaden yang merupakan jalur bebatuan yang melewati hutan dan memanjat lereng gunung, sangat cocok bagi wisatawan yang menikmati keindahan alam dan perjalanan konvensional yang santai, atau lewat jalan aspal yang mengarah langsung ke loket masuk pancuran pitu baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan angkot khusus.

Setelah membayar tiket masuknya, aku melihat jalur menuju destinasi tujuan juga terbuat dari batu dan menurun berbentuk tangga, lokasi pancurannya pun belum terlihat dari pintu masuk. Aku menuruni tangga batu tersebut mengarah ke tujuan utama, dan saat sampai di dasar tangga, aku berdiri di depan deretan kios makanan yang terdiri dari gorengan, sosis, mie instan, dan lain – lain. Aku melewati deretan tersebut untuk melanjutkan perjalananku. Aku bertemu dengan tangga batu lagi dan kali ini tangga tersebut bukan hanya menurun namun juga meningkat dan cukup Panjang, melihat tangga ini membuatku menyesal bolos olahraga.

Setelah berhasil melalui tangga tersebut, akhirnya aku sampai di tujuanku: pancuran pitu. Aku disambut dengan pemandangan pancuran air panas beruap yang dikelilingi oleh wisatawan lainnya, Adapun pancuran – pancuran tersebut dikelilingi oleh penjual belerang yang bekerja sebagai obat luar untuk mandi maupun untuk pijat dan spa sebagaimana yang kulihat di dekat pancuran air panas lainnya. Pandanganku tertarik pada sebuah rumah yang berfungsi sebagai pemandian air panas, aku segera mendekatinya dan membayar biaya masuk. 

Saat memasuki rumah pemandian, interiornya terlihat seperti deretan toilet umum dengan ubin toilet khas berwarna pink polos, dan beberapa wisatawan lain yang hendak dan baru mandi air panas. 

Aku memasuki kamar mandi yang sudah kosong, di dalamnya berupa bak mandi untuk berendam dengan keran yang mengeluarkan air panas dan satu kran lainnya yang mengeluarkan air dingin. Aku membuka pakaianku dan membiarkan tubuhku terbuka tanpa pakaian selain celana renang yang kupakai sebelum berangkat ke tempat ini, tas dan pakaianku kutarug di gantungan yang sudah disediakan di dalam kamar mandi. 

Kemudian, aku menyalakan kran air dingin dan membiarkan air tersebut mendarat di gayung plastic untuk kucampur dengan air panas untuk mengimbangi suhunya untuk badanku. Setelah selesai mempersiapkan baknya, aku mulai berendam. Sensasi air panasnya menyelimuti seluruh badan kecuali kepala, panas air tersebut cukup nyaman dan tidak terasa seperti api membara melainkan seperti tempat tidur yang empuk. Aku berdiam diri di dalam bak mandi dan sesekali menutup mata dan setengah berharap akan tertidur dalam kenyamanan air panas ini.

Setelah berendam selama beberapa menit, aku keluar dari bak mandi dan mengambil handuk dari tasku untuk mengeringkan diri, memasukan celana renang ke dalam kantong plastic, lalu memakai kembali pakaianku. Setelah selesai berpakaian, aku membawa tasku keluar dari kamar mandi dan tempat pemandian, dan melihat Kembali pemandangan pancuran pitu yang alami, sebelum aku pulang, aku memberli sebungkus belerang untuk dipakai untuk mandi di rumah. Secara pribadi aku tidak tahu banyak mengenai khasiat belerang sebagai penambah air mandi selain berfungsi untuk membunuh kuman, bakteri, dan membersihkan jerawat, tapi mungkin orang tuaku akan suka dengan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun