Mohon tunggu...
ANDIKA WIRABUMI WIRABUMI
ANDIKA WIRABUMI WIRABUMI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya until tugas

Hanya until tugas

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bagaimana Kopi Praketa Menarik Perhatian dengan Pilihan Penyeduhan dan Kopi

13 Juni 2021   14:00 Diperbarui: 13 Juni 2021   14:13 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Gunung Kelir, air bening, dan Waffle (Sumber: gambar pribadi)

Walaupun sudah lama sejak terakhir kali kesini, kayaknya tempat ini tidak banyak berubah. Dekorasi dan susunan meja kafe-nya  masih rapi, dan kafe ini terbagi menjadi ruang depan dan ruang ber-AC yang tertutup pintu. Suasana kafe ini tidak ramai, dari luar jendela bisa terlihat ada  3 pelanggan duduk di pojok ruangan.Ada pelayan bermasker hitam berdiri di samping buffet dengan menu dan terlihat siap menyambut pelanggan.“Selamat datang, mau minum sendiri atau berdua?”“Sendirian mbak”
“Mau di luar atau di dalam?”

“Di dalam”

Pelayan tersebut membawaku ke dalam ruangan ber-Ac, dan di dalam sesuai yang terlihat dari luar jendela, hanya ada 3 pelanggan ditambah satu, dan counter kopi yang menutupi dapur dalam.

Aku diantar ke meja kecil yang terletak di pojok ruangan, jelas mereka mengatur seperti ini untuk menyisakan ruang terutama meja yang lebih lebar apabila ada  pelanggan lain yang datang dengan jumlah yang lebih banyak.
 

Pelayan tersebut memberikan aku 2 jenis menu, satu berbentuk kertas hitam putih berformat tabel yang cukup dicentang, dan binder foto yang menjelaskan secara detail menu - menu yang ada di kertas tabel. Adapun terdapat 5 jenis biji kopi yang ditawarkan dari menu tabel dengan 9 metode penyeduhan: tubruk, drip filter, french press, clever dripper, V60, chemex, aeropress, dan moka pot. Meskipun sudah lama sejak terakhir kali aku kesini, aku masih ingat keunikan warung kopi Praketa adalah setiap pelanggan yang memesan manual brew dapat memilih apa jenis kopi yang ingin dipesan baik itu arabika maupun robusta, dan bagaimana penyeduhannya baik lewat moka pot, ataupun V60 sesuai selera.

Biar kulihat, aku ingin mencoba 2 jenis kopi dengan harapan lambungku tidak menggila, jadi sebaiknya aku memesan sesuatu yang ringan seperti arabika dengan makanan. Kekuatan kopinya juga akan dipengaruhi oleh metode penyeduhannya, moka pot dan aeropress menyeduh kopi dengan tekanan yang tinggi dan menghasilkan kopi yang pekat, sedangkan V60 atau tubruk menghasilkan kopi yang lebih ringan dan cocok untuk biji kopi yang memiliki rasa manis atau asam.

Aku memesan kopi berbiji robusta bernama gunung kelir yang di seduh dengan aeropress bersama Waffle.
 

Kopi Gunung Kelir, air bening, dan Waffle (Sumber: gambar pribadi)
Kopi Gunung Kelir, air bening, dan Waffle (Sumber: gambar pribadi)

Setelah memesan, salah satu barista-nya terlihat sedang mempersiapkan pesananku dengan menggiling biji kopinya terlebih dahulu, lewat grinder otomatis, lalu memasukkannya ke wadah aeropress, menyeduh air panas dan menuangkannya ke wadah air di atas wadah untuk kopi, lalu mendorong air tersebut melalui bubuk kopi untuk menghasilkan kopinya di gelas seduh yang bening.

Kopi merupakan pesanan pertama yang kudapat, walau sebelumnya aku diberikan segelas air bening. Aku memperhatikan penampilan minuman kopinya dari gelas bening tersebut, kopinya terlihat hitam pekat sampai tidak membiarkan mataku menembus keluar kopi, aromanya tercium pahit namun sedap, kemudian aku mencicipinya terlebih dahulu.

Jelas, seperti halnya kopi pada umumnya, rasanya pahit, namun pahitnya itu seperti rasa coklat gelap, dan ada rasa manis yang samar terasa meringankan rasa pahit sebelumnya, membuat kopi ini menjadi nikmat secara keseluruhan. Dan karena aku sudah mengetahui bagaimana nikmat kopi tersebut, aku meminumnya lagi dengan tegukan yang lebih banyak namun dalam jumlah yang wajar agar bisa kunikmati lebih lama. Waffle yang kupesan sampai saat kopinya sudah setengah habis, dan saat kusantap, rotinya terasa renyah di luar namun lembut di dalamnya, selain itu ada rasa topping karamel merk mariza, topping dari merk tersebut kurang cocok sebagai bahan penyedap condiment karena rasanya kurang autentik sesuai Namanya sendiri sebagai topping. Namun waffle yang kupesan terasa renyah di luar dan lembut di dalam saat kukunyah, dan rasa topping-nya meskipun tidak terasa seperti karamel asli tetap memberikan rasa tambahan yang bisa dinikmati oleh kalangan tertentu.

Setelah menghabiskan kopi dan Waffle, aku meminum sedikit air putih dan memutuskan untuk memesan kopi lagi yang lebih ringan, dari menu yang sebelumnya aku memesan kopi arabika sunda gulali dan diseduh dengan metode V60.

Sekali lagi aku melihat bagaimana pesananku dibuat. Biji kopi digiling sedikit lebih kasar dan ditaruh di dalam wadah V60 yang sudah diselimuti kertas saringan, air panas yang sudah di seduhkan dituang dalam jumlah tertentu sekitar 4 - 5 kali melewati ampas dan menjadi air kopi yang mendarat di dalam semacam wadah kaca bening yang bentuknya mirip seperti botol sake Jepang.

Kopi Sunda Gulali dan Air bening. (Sumber: gambar pribadi)
Kopi Sunda Gulali dan Air bening. (Sumber: gambar pribadi)

Pesananku dibawa dengan wadah yang kopi dan gelas seduh yang sama dengan yang kupakai sebelumnya. Aku kembali memperhatikannya. Dibanding kopi yang sebelumnya, kopi ini kekuatannya lebih ringan karena pandanganku hampir menembus gelas bening tersebut, aromanya tercium lebih harum seperti semacam buah, dan tanpa membuang waktu lagi, aku mencicipinya.

Rasa kopinya terasa asam dan manis di saat yang sama, namun terasa selaras menghasilkan rasa yang nikmat, rasa manisnya seperti gula merah, sedangkan rasa asamnya terasa seperti nanas dan memiliki rasa manisnya tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun