Mohon tunggu...
Andika Roy Khian Marselino
Andika Roy Khian Marselino Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

@andikaroy0303

Selanjutnya

Tutup

Nature

Produksi Padi Jateng Menurun, tapi Tertinggi di Indonesia

30 September 2020   14:47 Diperbarui: 30 September 2020   16:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai pertanian yang ada di Indonesia, Negara Kepulauan Republik Indonesia yang memiliki luas lahan berjuta-juta kilometer dan terkenal sebagai negara agraris, pasti sangatlah cocok ditempati untuk lahan pertanian. Pertanian di Indonesia diharapakan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Menurut undang-undang No.7 Tahun 1996 menjelaskan, pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Salah satu tanaman pangan yang penting di Indonesia yaitu tanaman padi.

Indonesia adalah negara terbesar ketiga yang memproduksi beras terbanyak di dunia. Namun, Indonesia masih melakukan impor beras dari negara lain, seperti Vietnam, Thailand, India, Pakistan, dll. Menurut data BPS di tahun 2019, produksi padi di Indonesia mencapai 54,6 juta ton. Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada 2019 mencapai sekitar 31,31 juta ton. Salah satu provinsi dengan kontribusi terbesar yaitu Provinsi Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 17,68%.

Produksi padi di Jawa Tengah di tahun 2019 (9,66 juta ton) mengalahkan Provinsi Jawa Timur yang menghasilkan 9,58 juta ton. Posisi ketiga adalah Provinsi Jawa Barat yang menghasilkan padi 9,08 juta ton. Posisi selanjutnya, disusul oleh Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, DI Aceh, Sumatera Barat, dan Banten.

Jawa Tengah adalah kontributor produksi padi terbesar di Indonesia. Namun, produksi padi  di Jawa Tengah sendiri justru mengalami penurunan. Menurut data BPS pada tahun 2015-2017, produksi padi tidak mengalami perubahan yang signifikan, produksi padi mencapai angka 11 juta ton. Namun, pada tahun 2018, produksi padi mengalami penurunan dengan angka produksi sebesar 10,49 juta ton. Pada tahun 2019 justru mengalami penurunan kembali dengan angka produksi sebesar 9,66 juta ton. Penurunan Produksi padi di Jawa Tengah sangatlah berpengaruh pada Produksi padi di Indonesia.

Menurut Kepala BPS Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono, mengungkapkan bahwa temuan-temuan di lapangan memperkuat dua variabel penyebab menurunnya produksi padi di Jawa Tengah yaitu menyusutnya lahan pertanian. Selain penyusutan lahan pertanian, penurunan produktivitas padi di Jawa Tengah juga disebabkan oleh pergeseran masa tanam karena musim kemarau yang berkepanjangan dan kemungkinan sawah tidak ditanami padi.

Menurut Data Badan Pusat Statisik (BPS) Jateng tentang data luas panen dan produktivitas, luas panen padi di Jawa Tengah pada 2019 hanya seluas 1,68 juta hektare atau menyusut 143.500 hektare (7,88%) dibanding tahun 2018 dengan luas  panen 1,82 juta hektare. Penyusutan luasan panen ini juga berimbas pada produktivitas padi di Jawa Tengah yang pada 2019 hanya 57,53 ku/ha, menurun dibandingkan dengan tahun 2018.

Musim kemarau panjang juga berdampak buruk bagi lahan pertanian petani di Jawa Tengah. Menurut data Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), Jawa Tengah memiliki jumlah sawah yang gagal panen atau mengalami puso di Jateng hingga September 2019 telah mencapai 17.902 hektare. Sawah puso itu pun merata di hampir semua daerah di Jateng. Tercatat ada 32 kabupaten/kota di Jateng yang sawah petaninya mengalami puso. Dari 17.902 hektare sawah yang terkena puso, paling banyak ada di Cilacap, yakni sekitar 4.000 hektare. Kedua terparah  Kebumen dan disusul Grobogan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun