Mohon tunggu...
#savegazaforhumanity
#savegazaforhumanity Mohon Tunggu... -

i trust my faith,Allah,Rasulullah and Kitabullah,a person who seek for justice,stand for freedom and humanity

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecurangan Awal Kebinasaan

6 Februari 2015   16:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata praktik “menyontek” banyak macamnya, dimulai dari bentuk yang sederhana sampai kepada bentuk yang canggih. Teknik “menyontek” tampaknya mengikuti pula perkembangan teknologi, artinya semakin canggih teknologi yang dilibatkan dalam pendidikan semakin canggih pula bentuk ”menyontek” yang bakal menyertainya. Bervariasi dan beragamnya bentuk perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai “menyontek” maka sekilas dapat diduga bahwa hampir semua pelajar pernah melakukan ”menyontek” meskipun mungkin wujudnya sangat sederhana dan sudah dalam kategori yang dapat ditolerir.

Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa apapun bentuknya, dengan cara sederhana ataupun dengan cara yang canggih, dari sesuatu yang sangat tercela sampai kepada yang mungkin dapat ditolerir, ”menyontek” tetap dianggap oleh masyarakat umum sebagai perbuatan ketidakjujuran, perbuatan curang yang bertentangan dengan moral dan etika serta tercela untuk dilakukan oleh seseorang yang terpelajar.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan “menyontek” dalam tulisan ini adalah segala perbuatan atau trik-trik yang tidak jujur, perilaku tidak terpuji atau perbuatan curang yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik terutama yang terkait dengan evaluasi/ujian hasil belajar.

Dan dampak yang lebih besar dari seorang pencontek adalah timbulnya karakter tidak jujur dan budaya instan.Tidak perlu bekerja keras,cukup dengan mengelabui 'penjaga' maka akan tercipta usaha yang penuh dengan bumbu bumbu kecurangan dan hal tersebut jika dibiarkan maka akan menjadi karakter yang mendarah daging.Seperti dalam kisah yang telah disebutkan diatas.'Penjaga' yang dimaksud bukanlah hanya pengawas ruang ujian,melainkan aparatur negara dan rakyat.

Masihkah kita akan terjebak dalam lingkaran setan ini? Akan jadi apakah bangsa ini jika kaum kaum terpelajar mempunyai karakter tidak jujur dan membuminya budaya instan? Satu satunya cara untuk menanggulanginya adalah kembali lagi kepada diri sendiri,perbaiki segala perbuatan kita,ingatlah bahwa ada penjaga yang selalu mengawasi setiap helaan nafas kita,yakinlah bahwa Tuhan selalu menilai kita setiap detik dan setelah berusaha untuk memperbaiki diri sendiri,cobalah untuk merubah orang lain,niscaya sedikit demi sedikit ketidakjujuran akan hilang dar muka bumi dan bumi akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

Sebagai penutup,mari kita simak seuntai kalimat dari orang yang ditulis di dalam buku karya Michael H.Hart sebagai figur paling sukses sepanjang masa

"Jujurlah kalian selalu, karena sesungguhnya kejujuran itu mengantarkanmu pada kebaikan; dan kebaikan itu sesungguhnya mengantarkanmu menuju surga. Sedang dusta hanya akan mengantarkanmu pada keburukan dan dosa; dan sesungguhnya dosa itu mengantarkanmu menuju neraka." - HR. Bukhori & Muslim
(Nabi Muhammad SAW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun