Mohon tunggu...
Andika Putrapratama
Andika Putrapratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki ketertarikan mencari informasi mengenai aksi iklim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah para ilmuwan pesimis terhadap kemampuan kita dalam mengatasi pemanasan global?

18 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 18 Desember 2024   12:59 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanasan global adalah fenomena peningkatan suhu rata-rata atmosfer dan permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O), yang terperangkap di atmosfer dan menghalangi panas yang dipancarkan oleh bumi untuk kembali ke ruang angkasa. Gas-gas rumah kaca ini dihasilkan oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil (seperti batu bara, minyak, dan gas) untuk energi, deforestasi, dan praktik pertanian tertentu.

Pemanasan global menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti perubahan iklim yang lebih ekstrim, naiknya permukaan laut akibat mencairnya es di kutub, perubahan pola cuaca, dan gangguan terhadap keanekaragaman hayati. Jika tidak ditangani dengan serius, pemanasan global dapat menyebabkan bencana besar yang memengaruhi kehidupan manusia dan ekosistem di seluruh dunia.

Namun, di tengah kekhawatiran ini, muncul pertanyaan: Apakah para ilmuwan pesimis tentang kemampuan kita untuk mengatasi pemanasan global?

Jawabannya tidak sesederhana itu. Ada berbagai sudut pandang di antara komunitas ilmiah tentang masalah ini.

Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), badan PBB terkemuka untuk menilai ilmu pengetahuan iklim, memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan yang dihadapi. Laporan terbaru mereka, khususnya Assessment Report (AR6), memberikan Gambaran menyeluruh tentang kondisi iklim saat ini dan proyeksi masa depan. Beberapa poin kunci dari laporan tersebut adalah:

1. Peningkatan suhu Global: IPCC melaporkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,1C sejak era pra-industri, dan diproyeksikan akan terus meningkat kecuali jika ada pengurangan emisi yang signifikan
2. Kenaikan Permukaan Laut: Kenaikan permukaan laut diperkirakan mencapai 0,3 hingga 1 meter pada akhir abad ini, tergantung pada skenario emisi yang diambil

3. Perubahan Pola Cuaca Ekstrem: Perubahan pola cuaca, seperti badai yang lebih intens, gelombang panas, dan curah hujan tidak menentu, diproyeksikan akan meningkat seiring dengan pemanasan global

Laporan IPCC ini menunjukkan pesimisme dari beberapa ilmuwan dalam menghadapi pemanasan global. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan berikut:

1. Kecepatan dan Skala Pemanasan: Data IPCC menunjukkan bahwa suhu global telah meningkat sekitar 1,1C sejak era pra-industri. Jika kenaikan ini berlanjut, kita bisa melihat peningkatan suhu lebih dari 2C pada akhir abad ini. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan iklim yang sulit dipulihkan.
2. Kurangnya Aksi Global yang Signifikan: Meskipun ada perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris, banyak negara belum mencapai target pengurangan emisi yang ditargetkan. IPCC menekankan perlunya tindakan segera dan drastis untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5C, namun pada kenyataannya implementasi di lapangan masih lambat.

3. Ketergantungan pada Energi Fosil: Banyak negara masih bergantung pada bahan bakar fosil sebagai sumber utama energi. Transisi ke energi terbarukan membutuhkan investasi besar dan perubahan struktural yang signifikan, yang sulit dicapai dalam waktu singkat.

Meskipun prospeknya suram, masih ada alasan untuk berharap. Laporan IPCC juga menyoroti bahwa tindakan yang cepat dan ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dapat membatasi pemanasan global dan menghindari konsekuensi terburuk. Tindakan-tindakan ini didasarkan pada beberapa faktor:

1. Kemajuan Teknologi: Teknologi energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin berkembang pesat dan semakin murah

2. Kebijakan Pemerintah dan Perusahaan: Banyak negara dan perusahaan berkomitmen untuk mencapai target emisi gas nol bersih. Misalnya, Uni Eropa memiliki rencana ambisius untuk mencapai metralitas karbon pada tahun 2050

3. Kesadaran dan Aksi Masyarakat: Kesadaran publik tentang perubahan iklim semakin meningkat, mendorong tindakan individu dan kolektif untuk mengurangi jejak karbon. Gerakan lingkungan, seperti Fridays for Future yang dipelopori oleh Greta Thunberg, telah menginspirasi jutaan orang untuk bertindak.

Data dari IPCC menunjukkan bahwa pemanasan global adalah tantangan besar yang membutuhkan tindakan segera dan terkoordinasi. Meskipun ada alasan untuk pesimisme, kemajuan dalam teknologi dan kesadaran masyarakat memberikan harapan untuk mengatasi pemanasan global. Kita perlu beralih ke ekonomi rendah karbon dengan cepat, berinvestasi dalam adaptasi perubahan iklim, dan bekerja sama untuk melindungi planet kita yang rapuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun