Masjid sebagai tempat shalat umat Muslim, bisa juga berfungsi untuk kegiatan lain termasuk membahas masalah politik, demikian dikemukakan Ketua Umum Generasi Muda Masjid Drs. Dadeng Hidayat.
Ia menyayangkan sikap sebagian tokoh yang melarang berbicara politik dan di dalam masjid. "Nabi Muhammad memfungsikan masjid bukan hanya untuk shalat, tapi juga untuk membicarakan persoalan keumatan dan kebangsaan secara utuh," kata Dadeng pada wartawan di Jakarta belum lama ini.
Dadeng menyebutkan di Jakarta ada masjud yang bernama Masjid Al Makmur Tanabang, Masjid Jamiatul Khair, ternyata menjadi tempat awal berkumpulnya para pejuang mengatur strategi melawan penjajah Belanda di bumi Betawi. Begitu juga
Masjid Baitul Mughni di Jalan Gatot Subroto tempat awal Bung Karno dan H Agus Salim bertemu membahas perjuangan kemerdekaan.
"Yang ingin saya garis bawahi jangan lagi ada orang yang berpikir dan melarang bicara politik di masjid. Justru masjid lah yang harus dijadikan sentral bagi perjuangan kebangsaan di Indonesia," tuturnya.
Menurut Dadeng Hidayat, melarang bicara politik di masjid berarti mengingkari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. "Ini memdegradasikan fungsi masjid itu sendiri," tandasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H