Mohon tunggu...
andikapratama
andikapratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Revolusi Jurnalisme di Era Digital: Peran AI dan Media Baru dalam Mengambil Industri Berita

30 Desember 2024   18:14 Diperbarui: 30 Desember 2024   18:14 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Revolusi Jurnalisme di Era Digital

Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, dunia jurnalisme kini tengah mengalami perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kehadiran teknologi digital dan media baru telah merombak cara berita disampaikan, diakses, dan dinikmati. Tidak hanya itu, kehadiran kecerdasan buatan (AI) juga menjadi faktor penting yang mengubah pola kerja jurnalis dan lanskap media. Transformasi ini memengaruhi tidak hanya media besar, tetapi juga media kecil, jurnalis independen, bahkan audiens itu sendiri.

Artikel ini membahas bagaimana teknologi, khususnya AI dan media baru, membentuk jurnalisme populer di era digital. Dengan menyoroti tren, tantangan, serta peluang yang ada, kita akan mendapatkan gambaran mengenai arah masa depan jurnalisme.

AI dalam Jurnalisme: Kemitraan atau Pengganti bagi Jurnalis?

Kecerdasan buatan telah menjadi salah satu inovasi paling berpengaruh dalam dunia jurnalisme. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan media besar seperti The Washington Post dan Reuters mulai memanfaatkan AI untuk membantu produksi konten. Misalnya, The Washington Post memiliki bot bernama Heliograf yang digunakan untuk menulis laporan olahraga dan hasil pemilu secara otomatis.

Di Indonesia, media besar seperti Kompas dan Detik.com juga mulai mengadopsi AI untuk mempercepat proses penyajian berita. AI membantu dalam berbagai hal, seperti:

  • Otomatisasi Penulisan Berita: AI dapat menghasilkan laporan cepat terkait peristiwa seperti pertandingan olahraga atau laporan keuangan.
  • Analisis Data: AI mampu menganalisis data dalam jumlah besar untuk menemukan pola yang relevan bagi pembaca.
  • Penyaringan Berita: Dengan begitu banyaknya informasi yang beredar, AI dapat membantu menyaring mana yang layak dipublikasikan.

Meski demikian, muncul pertanyaan apakah AI dapat menggantikan peran jurnalis manusia. Walaupun AI bisa menghasilkan berita dengan cepat, ia belum mampu memahami konteks atau mengungkapkan cerita secara emosional dan mendalam seperti yang dilakukan oleh manusia.

Media Baru dan Disrupsi Platform Berita

Media sosial kini menjadi sumber utama informasi bagi banyak orang, terutama bagi generasi muda. Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok memungkinkan berita menyebar lebih cepat daripada sebelumnya. Berdasarkan laporan We Are Social 2023, sekitar 68,9% pengguna internet di Indonesia mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi terkini.

Media sosial memungkinkan berita disebarkan dengan cepat dan ke audiens yang lebih luas. Namun, media sosial juga menciptakan tantangan baru, terutama dalam hal penyebaran informasi yang tidak valid atau hoaks. Hal ini mendorong jurnalis untuk lebih selektif dalam menyaring berita yang mereka terima sebelum dipublikasikan.

Di sisi lain, kini siapa saja bisa menjadi "jurnalis" berkat kemudahan teknologi. Dengan ponsel dan koneksi internet, siapa pun bisa membuat dan menyebarkan berita. Fenomena ini membuka peluang besar untuk munculnya suara-suara baru dalam jurnalisme, tetapi juga memunculkan tantangan terkait dengan kredibilitas dan kualitas informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun