Salah satu rekan Ishikawa, W.Edwards Deming,  mengadopsi diagram ini dan mengajarkannya sebagai  bagian dari konsep manajemen kualitas total di Jepang pada tahun-tahun awal Perang Dunia II. Diagram Fishbond dikenal sebagai salah satu alat pertama dalam proses kualitas.
Kaoru Ishikawa juga menekankan pentingnya menggunakan tujuh alat kualitas: diagram kendali, diagram kinerja, histogram, plot sebar, diagram Pareto, dan diagram alur. Bapak Ishikawa percaya akan pentingnya dukungan manajemen puncak dan  kepemimpinan yang berkualitas. Karena tanpa dukungan kepemimpinan, program apapun pasti akan gagal. Bapak Ishikawa menekankan bahwa mewujudkan potensi kesuksesan penuh perusahaan memerlukan komitmen dari seluruh hierarki perusahaan.
Terlepas dari ide-idenya sendiri, Pak Ishikawa  memperkaya metodenya dengan  berbagai teknik dari guru-guru hebat lainnya, seperti Deming dan siklus PDCA-nya. Ishikawa mengembangkan model Plan-Do-Check-Execute Deming:
* RENCANA: Tetapkan tujuan dan sasaran, serta tetapkan metode dan metode di bawah tujuan tersebut.
 * DO: Melakukan pelatihan dan pendidikan lanjutan, melakukan operasional.
 * PERIKSA: Periksa efek implementasi.
 * Tindakan: Lakukan prosedur yang benar.
Bidang peningkatan kualitas  lain yang sedang dipertimbangkan Ishikawa tidak hanya menyangkut proses produksi, tetapi juga siklus hidup produk. Ia sangat menganjurkan standar, yang, seperti program perbaikan berkelanjutan lainnya, harus terus dievaluasi dan disesuaikan. Menurut ajarannya, standar bukanlah sumber utama  pengambilan keputusan. Anda perlu fokus pada kepuasan pelanggan. Dia mengajarkan  para manajer untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan pelanggan. Semua keputusan harus dibuat berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Tidak diragukan lagi, Kaoru Ishikawa  memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan konsep manajemen modern dan perbaikan berkelanjutan. Pada saat kematiannya pada tahun 1989, Joseph M. Juran menulis:
"Sebagai hasil dari penelitian saya, sebagai seorang Dr.Ishikawa telah mencapai  banyak hal dalam hidupnya, ada banyak hal yang harus dipelajari. Menurut pengamatan saya, saya telah mencapai hal ini dengan menggunakan karunia Tuhan dengan cara yang patut dicontoh. Dia mengabdikan dirinya pada mengabdi pada masyarakat dan bukan pada dirinya sendiri. Beliau mengikuti ajarannya  dengan menyimpan fakta-fakta dan menganalisisnya dengan cermat. Orang-orang percaya padanya karena dia benar-benar jujur."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H