Mohon tunggu...
Andika Maulana Yunus
Andika Maulana Yunus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Rekayasa Konversi Energi di Politeknik Negeri Jakarta

Saya Andika Maulana Yunus, seorang mahasiswa semester 6 Program Studi Teknologi Rekayasa Konversi Energi di Politeknik Negeri Jakarta. Saya ingin berbagi kisah perjalanan hidup dan ketertarikan saya yang mendalam terhadap energi baru terbarukan. Saya lahir dan dibesarkan di Jakarta, ibu kota yang penuh dinamika ini. Minat saya terhadap ilmu teknik dan teknologi muncul sejak dini, terinspirasi oleh kemajuan teknologi di sekitar saya. Perguruan tinggi menjadi wadah untuk mewujudkan ketertarikan tersebut, dan saya memutuskan untuk memasuki dunia Teknologi Rekayasa Konversi Energi. Ketertarikan saya pada energi baru terbarukan semakin berkembang seiring waktu. Sumber energi yang bersih dan berkelanjutan menjadi fokus utama saya. Saya yakin bahwa melalui pemanfaatan teknologi konversi energi, kita dapat menciptakan perubahan positif dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

On Boarding Gerilya Academy: Strategi Pemerintah Indonesia dalam Transisi Energi

20 Februari 2024   16:51 Diperbarui: 20 Februari 2024   17:01 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Penurunan Emisi GRK Sektor Energi

Dalam era yang semakin menuntut kesadaran akan pentingnya keberlanjutan lingkungan, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempromosikan energi baru terbarukan (EBT) sebagai solusi untuk tantangan transisi energi di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana dalam kuliah umum pada acara Onboarding Nasional Program Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB) GERILYA ACADEMY Batch 6.

Dadan Kusdiana menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan, rentan terhadap dampak perubahan iklim yang memengaruhi aspek ekonomi dan sosial. Untuk itu, diperlukan kebijakan dan program dekarbonisasi, salah satunya melalui transisi energi. Potensi energi baru terbarukan di Indonesia cukup besar, mencapai 3.689 GW, yang terdiri dari potensi surya, hidro, bioenergi, angin/bayu, panas bumi, dan laut. Pemerintah dihadapkan dengan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), dengan target penurunan pada tahun 2030 sebesar 31,89% (dengan kemampuan sendiri) dan 43,20% (dengan dukungan internasional), serta mencapai Net Zero Emission pada 2060

Dalam menghadapi tantangan infrastruktur, terutama dalam memberikan akses energi di seluruh Indonesia, pemerintah telah mengambil berbagai langkah. Ini termasuk memberikan akses listrik sebelum masuknya listrik PLN ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan PLN, serta persiapan supergrid sebagai interkoneksi listrik antarpulau besar di Indonesia. Harmonisasi antar dimensi dalam trilema energi, yakni keberlanjutan, kesetaraan energi, dan ketahanan energi, menjadi kunci dalam mencapai sistem energi berkelanjutan.

Gambar 2. Penurunan Emisi GRK Sektor Energi
Gambar 2. Penurunan Emisi GRK Sektor Energi

Pemerintah Indonesia telah mengambil komitmen yang signifikan untuk menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), termasuk melalui Enhanced NDC, dengan target penurunan emisi GRK di sektor energi pada tahun 2030. Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi, dengan dukungan internasional melalui Just Energy Transition-Partnership (JET-P) dan Asia Zero Emissions Community (AZEC).

Gambar 3. Trilema Energi Dalam Membangun Energi Berkelanjutan
Gambar 3. Trilema Energi Dalam Membangun Energi Berkelanjutan

Trilema energi menunjukkan bahwa ketiga dimensi ini saling terkait dan harus dipertimbangkan secara bersamaan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan energi. Tidak hanya memperhatikan aspek teknis dan lingkungan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi dari sistem energi suatu negara. Dengan memastikan keseimbangan antara keberlanjutan, kesetaraan, dan ketahanan energi, suatu negara dapat mengembangkan sistem energi yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh untuk masa depan.

Dengan memperhatikan trilema energi ini secara holistik, suatu negara dapat membangun sistem energi yang berkelanjutan yang menggabungkan aspek keberlanjutan, kesetaraan, dan ketahanan energi. Dengan demikian, negara tersebut dapat mencapai tujuan pembangunan energi yang lebih baik yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan melindungi lingkungan.

Gambar 4. Kegiatan On Boarding Gerilya Academy Batch VI via Zoom Meeting
Gambar 4. Kegiatan On Boarding Gerilya Academy Batch VI via Zoom Meeting

Program GERILYA ACADEMY menjadi salah satu langkah inisiatif Kementerian ESDM dalam melibatkan mahasiswa dalam pengembangan EBTKE di Indonesia. Batch 6 GERILYA ACADEMY, dengan 89 mahasiswa dari 45 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, menunjukkan inklusivitas program ini dalam mempersiapkan pemimpin masa depan yang komprehensif dalam mendorong transisi energi. Mahasiswa telah menjalani orientasi dan pembekalan dasar tentang EBTKE sejak awal Februari 2024, sebelum dilanjutkan dengan berbagai kegiatan di Jakarta dan peluncuran resmi GERILYA ACADEMY yang dijadwalkan pada 29 Februari 2024 oleh Menteri ESDM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun