Bulan Agustus menjadi salah satu bulan yang paling ramai dalam setahun. Bagaimana tidak di bulan Agustus terdapat tanggal sakralÂ
yang menjadi penanda lahirnya bangsa Indonesia.Bertepatan dengan hal tersebut, banyak dari kelompok masyarakat mengadakan berbagai acara dan berbagai lomba untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya.Â
Acara acara tersebut diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya batas pemisah. Semua beramai-ramai ikut menyemarakan hari kemerdekaan.
Salah satu acara yang sering di nantikan adalah pawai budaya atau yang biasa disebut sebagai karnaval. Karnaval menjadi ajang pengenalan budaya serta kreativitas masyarakat.Â
Pada karnaval tersebut menampilkan berbagai budaya di Nusantara yang dikemas dengan hal yang menarik, satir, atau bahkan hal yang tak terpikirkan lainnya. Karenanya karnaval sering juga digunakan sebagai media berekspresi.
Namun belakangan karnaval menjadi melenceng dari tujuan awal. Pasalnya karnaval pada jaman sekarang sering menampilkan hal yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan budaya maupun kegiatannya kreatif lainnya.Â
Salah dua hal yang sering di tampilkan pada saat karnaval adalah joget pargoy dengan diiringi musik DJ. Kedua hal tersebut menjadi hal yang dikritik oleh banyak masyarakat akhir-akhir ini.
Pasalnya joget pargoy dinilai terlalu erotis serta tidak etis ditampilkan di hadapan umum dengan penonton yang terdiri dari berbagai kelompok umur telebih bagi anak-anak.
Yang kedua adalah musik DJ yang sering di putar pada saat karnaval berbarengan dengan joget pargoy. Tidak ada yang salah dengan salah satu jenis musik yang populer tersebut.
Hanya saja musik-musik tersebut seringkali diputar dengan volume yang tinggi. Selain menjadi bising, banyak rumah menjadi bergetar akibat kerasnya musik yang diputar. Bahkan beberapa media memberitakan jatuhnya korban jiwa akibat musik yang diputar secara keras tersebut.
Yang menjadi pertanyaannya, apakah semua itu merupakan budaya asli Indonesia, dan kenapa kegiatan karnaval budaya kini menjadi kegiatan yang kurang berbudaya?