Mohon tunggu...
andika hendra mustaqim
andika hendra mustaqim Mohon Tunggu... Editor - unmitigated learner

unmitigated learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang Laut China Selatan Bisa Pecah Kapan Saja, Indonesia Tak Boleh Tinggal Diam

30 Mei 2024   10:21 Diperbarui: 30 Mei 2024   10:21 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang paling menegangkan ancaman kedaulatan terhadap Indonesia di Laut China Selatan yakni perang nuklir ternyata sudah di depan mata. Seperti laporan Voice of America pada 16 Mei 2024 lalu menyatakan bahwa China dikabarkan mengembangkan reaktor nuklir terapung di Laut China Selatan. Selain itu, China juga membangun kapal dengan sumber tenaga nuklir bergerak di kawasan tersebut. Meskipun laporan South China Morning Post menyebutkan proyek tersebut sebenarnya sudah dihentikan setahun lalu karena faktor keamanan dan efektivitas.

Yang jelas, apa yang dilakukan China itu merupakan ancaman kedaulatan negara-negara yang berada di sekitar Laut China Selatan, termasuk di Indonesia. China ingin memamerkan bahwa mereka memiliki kemampuan dan teknologi nuklir. Itu juga menunjukkan sebagai upaya China menggertak negara-negara yang tidak sepakat dengannya dengan ancaman perang nuklir.

Kehadiran nuklir terapung di pulau buatan China di Laut China Selatan untuk menjadi dalih bagi China bahwa mereka hadir dan siap untuk mempertahankan wilayah yang diklaim tersebut. Itu juga sebagai upaya menakuti negara lain agar tidak mendekati wilayah yang tersebut sehingga China bisa mengusir kapal perang negara lain di wilayah tersebut dalih keamanan nuklir terapung tersebut.

Nuklir terapung tersebut juga memperlihatkan bahwa China sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi perang nuklir di masa depan. Apalagi, itu juga bisa menjadi sumber energi yang mampu menggerakkan berbagai alat perang China lainnya sudah dipersiapkan di Laut China Selatan.  

Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Nuclear Threat Initiative, Indonesia tidak memiliki program senjata nuklir. Apalagi, Indonesia juga negara yang menandatangani Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) pada 1970 dan sangat aktif mendorong pemusnahan senjata nuklir.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam berbagai kesempatan di forum diplomasi memperingatkan ancaman senjata nuklir yang bisa menyebabkan kesalahan kalkulasi sehingga menimbulkan kehancuran. Dalam Konferensi ASEAN pada Juli 2023 silam, Retno mengajar agar kawasan ASEAN menjadi zona bebas nuklir.

Apa yang sudah dilakukan Pemerintah Indonesia sudah tepat. Sudah selayaknya Indonesia menolak senjata nuklir karena hanya akan menciptakan malapetakan dan kehancuran. Dengan mendorong ASEAN sebagai zona bebas nuklir akan memberikan konsekuensi menghindarkan Laut China Selatan dari perang nuklir. Namun, seruan Indonesia harus mendapatkan dukungan dan meraih konsensus di ASEAN melalui upaya diplomasi yang gencar.

Perang Drone: Indonesia Siap dalam Perang Gerilya Modern

tnial.mil.id
tnial.mil.id

Sebuah drone survei lingkungan China jatuh di perairan antara Taiwan dan Filipina, Beijing memperingatkan pada Rabu (29/5/2024) ketika Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) bersiap untuk meluncurkan latihan dua hari di sekitar pulau tersebut. Kecelakaan itu terjadi ketika ketegangan meningkat di Laut China Selatan, dengan serangkaian perselisihan maritim antara kapal China dan Filipina dalam beberapa bulan terakhir.

Itu menunjukkan bahwa perang drone memang sudah menjadi hal yang tak bisa dihindari di Laut China Selatan. Itu semakin intensif dalam beberapa tahun terakhir, tetapi itu dimulai pada 2016 saat Angkatan Laut AS menyita unmanned underwater vehicle (UUV) milik China. AS juga berulang kali menerbangkan drone mata-mata MQ-4C Triton di Laut China Selatan yang dianggap Beijing memicu risiko konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun