Mohon tunggu...
Andika D.H.
Andika D.H. Mohon Tunggu... -

Peserta terakhir soal asmara. Tinggal di gubuk kata tempat pemuda bernostalgia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Subuh dan Seulas Kantuk

5 April 2015   10:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bangun sayang, meski dingin menggigit
Kau tak boleh lelap begitu panjang
Pada dingin Tuhan turunkan kehangatan
Raihlah kehangatan itu dengan hatimu
Selimutkan pada setiap ujung lelahmu
Pada sayup-sayup nafas burung dendangkanlah
Nada-nada ilahi yang membuatmu tersedu
Jangan biarkan iblis bergelantungan
Pada keindahan tidurmu
Dan engkau lupa ada seekor burung yang berkicau rendah
Sayangku, mari kita bangkit dan bersubuh bersama
Di rumah sajak lelaki pinggiran
Lalu kita senandungkan kembali keindahan-keindahan pagi
Tanpa ragu kau memilihku di depan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun