Mohon tunggu...
andika abbas
andika abbas Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mahasiswa dan Paham Pragmatisme

24 Januari 2016   16:12 Diperbarui: 24 Januari 2016   16:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini mahasiswa dipertayakan peran dan fungsinya dalam masyarakat, karena peran dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat tidak sesuai dengan tingka laku dalam aktivitas keseharianya. Mahariswa hari ini sudah hilang kepercayaanya oleh masyarakat. Kita bisa lihat perbedaan yang sangat besar dari mahasiswa pada zaman penurunan presiden Soeharto pada tahun 1998 tepatnya pada bulan mei dimana ratusan ribu mahasiswa pada saat itu berhasil menumbangkan rezim Presiden Soeharto dengan mahasiswa pada hari ini.

Kondisi-kondisi mahasiswa yang tidak mencerminkan nilai-nilai Kritis, Idealis dan Independen yang disertai dengan kafasitas intelektual yang mempuni yang melekat di diri para mahasiswa saat ini.

Melihat kondisi kedaeraan pada saat ini yang sudah menjadi dapur Indonesia, dimana para penguasa nekri ini yang haya menjadikan kabupaten kita tercinta Kutai kartanegara sebagai tempat mendulang kekayaan tanpa memberikan pembangunan yang berarti bagi daerah ini.

Melihat  bayaknya tambang-tambang yang berorerasi di kabupaten ini tidak memberikan hal yang cukup berarti dalam pembangunan untuk mensejahterakan rakyat, tambang yang pada keyataanya haya mengayakan orang-orang tertentu. Perusahaan Tambang yang haya mewariskan lubang-lubang yang berukuran besar, dalam, nanberbahaya. Lubang-lubang bekas tambang yang sudah menelan bayak korban yang semuanya anak-anak.

Anak-anak yang pada dasarnya sebagai harapan dan merupakan generasi pelanjut tongkat stapet kepemerintahan bangsa ini kedepanya. Tapi sangat disayangkan ketika para aset  bangsa ini mati di lubang bekas tambang. Ketika persoalan ini terus di diamkan oleh pihak yang seharusnya bangun dan bergerak dengan menyamakan pemikiran yang di wujudkan dengan satu suara nanlantang demi kepentingan masyarakat pada umumnya.

Mahasiswalah jawaban atas kegelisahan-kegelisahan yang terjadi di tegah-tegah masyarakat hari ini, dengan keadaan kedaeraan yang sudah rusak akibat tambang-tambang yang dengan mudahnya mendapatkan perizinan untuk menambang yang tidak sertai dengan pengawasan-pengawasa yang efektif oleh para pemerintah di kabupaten kutai kartanegara. Bayaknya tambang dan bekas penambangan yang haya meninggalkan Lubang pencabut nyawa bagi para masyarakat, khususnya anak-anak.

Perusahan tambang yang selesai menambang akan meninggalkan lokasi penambangan yang haya akan menitipkan lubang bekas tambang yang besar dan juga dalam, pada saat ini bekas dari lokasi pertambangan haya di diamkan oleh para pemilik perusahaan dan para pemerintah kita tercintah. Pemerintah belum bisa memberikan solusi atas bekas tambang perusahaan tersebut, disadari atau tidak oleh para pemerintah hari ini, bahwa bekas tambang tersebut tidak menutup potensi akan menelan korban jiwa lagi.

Haruskah ada lagi dari keluarga kita yang menjadi korban karena tenggelam di lubang bekas tambang??.

Berapa bayak lagi anak-anak yang harus menjadi korban sehingga pemerintah turun tangan untuk mengatasi persoalan ini??.

Disinilah peran dan fungsi para mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat dan sebagai pengawas dalam roda pemerintahan saat ini. Namun hal ini tidak akan bisa selesai ketika mahasiswa hari ini haya menutup mata seolah-olah tidak ingin tahu dan turut ikut serta membantu masyarakat dalam mengatasi persoalan ini.

Siapapun akan marah ketika harta kekayaanya diambil dan tidak disertai dengan pembangunan-pembagunan yang bisa dinikmati oleh para masyarakanya, seperti inprastuktur dan fasilitas-fasilitas  umum lainnya. Sumber daya alam yang ada dikutai kartanegara ditambang dan hasil tambangnya hanya untuk mengayakan orang-orang penting semata yang lebih bayak tinggal di luar dari kabupaten ini, dan kita sebagai masyarakat dan sekaligus pemilik sumber daya alam haya di wariskan bekas galian tambang yang menganga.

Inilah yang seharusnya yang menjadi alasan bagi para mahasiswa pada umumnya dan terlebih ke pada mahasiswa di Unikarta(Universitas Kutai kartanegara) khususnya untuk melakukan sebuah gerakan dalam rangka mengatasi permasalahan ini sehingga tidak ada korban lagi, dan juga ikut serta dalam mengawasi pembangunan yang ada di kabupaten Kutai kartanegara agar bisa merata kesemua daerah.  Jangan sampai pembagunan yang belum merata ini akan terus menerus akan dirasakan oleh masyarakat di daerah terpencil.

Ketika mahasiswa hari ini hanya bisa menikmati kondisi-kondisi yang  menurut mereka memberikan manfaat haya untuk sehari, tanpa memikirkan orang-orang disekitar mereka atau tentang kondisi sosialnya. Maka mustahil adanya perubahan-perubahan yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

Salam perjuangan................................

Kritik dan saran dibutuhkan untuk memperbaiki tulis selanjudnya!!!.

                                                                                    Writen by Andika abbas

                                                                        andikaabbassegani@gmail.com

                                                                        andikaabbas.blogspot.com

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun