Sebagian lainnya tidak sepakat. Diajari atau tidak diajari, siswa akan tetap tahu dan menggunakannya karena guru bukan lagi sumber informasi yang bersifat tunggal. Siswa tetap saja memiliki peluang untuk mempelajarinya dari sumber-sumber lainnya utamanya sosial media. Tidak mengajarkan web tersebut kepada siswa justru guru sudah menyalahi tugasnya karena menghambat penyebaran perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, kecurangan siswa tidak berkaitan dengan web tersebut. Diajarkan atau tidak dalam mengoperasikan web tersebut, siswa yang curang akan tetap curang. Justru guru perlu mendalami penyebab siswa melakukan kecurangan. Apakah karena tidak menguasai materi, tuntutan orang tua, KKM yang terlalu tinggi, atau hal-hal lainnya. Yang pasti, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan perlu diajarkan kepada siswa.
Diskusi berlanjut dan saling sanggah. Perbedaan pendapat terjadi karena perbedaan cara pandang yang diyakini masing-masing. Menjelang jam kuliah selesai, Dosen memberikan pandangannya. Jam kuliah berakhir.
Dalam kuliah, Dosen bisa memberikan pandangannya dan menyimpulkan diskusi. Tetapi dalam masyarakat yang majemuk tidak ada otoritas tunggal yang berlaku untuk semuanya. Diskusi akan tetap terjadi dan terus berlanjut. Dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Perbedaan pandangan justru akan bagus bagi perkembangan manusia. Jika tidak dikelola dengan baik perbedaan pandangan mengenai perubahan (dan apapun itu) bisa berujung pertikaian. Manusia, sejak kanak-kanak hingga dewasa perlu diajari untuk berfikiran terbuka, tidak hanya dalam menyikapi perubahan, tetapi juga menerima perbedaan pandangan orang lain. Sangat penting untuk bisa sepakat untuk tidak sepakat namun tetap bersaudara.
Pekalongan, 17 Juni 2023
Andika Nugraha Firmansyah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI