Mohon tunggu...
Andika NugrahaFirmansyah
Andika NugrahaFirmansyah Mohon Tunggu... Guru - Aktif di Sokola Sogan, Komunitas Belajar berbasis minat dan bakat.

Seorang pembelajar yang berteman dengan anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Anak Ambis Biar Enggak di Cap Individualis

14 Januari 2024   18:22 Diperbarui: 14 Januari 2024   18:23 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen Pribadi

Saat liburan kemarin saya sempat mbatin, rasanya kangen dengan kelas matematika menggunakan pengantar bahasa Inggris. Saya sempat mewacanakannya dengan anak-anak kelas matematika di Sokola Sogan. Tapi tidak disetujui. Akhirnya niatan untuk mengadakan kelas matematika dengan pengantar bahasa Inggris itupun saya urungkan.

Beberapa bulan berselang, salah satu alumni menghubungi saya. Mengabari dan menanyakan apakah saya masih ada waktu luang untuk mengajari matematika. Dua minggu saja. Tapi intensif. Ini untuk mengisi waktu liburan pondok. Begitu katanya. Saya tidak langsung mengiyakan atau menolak. Saya ingin berkomunikasi langsung dengan yang bersangkutan.

Kami berkomunikasi secukupnya saja. Perkenalan nama, alamat, kelas berapa, keinginannya bagaimana, menyepakati jadwal belajar bersama, dsb. Teman belajar yang satu ini adalah laki-laki siswa kelas 11 SMA. Saya senang karena mendapatkan teman belajar baru. Apalagi anak laki-laki, punya niatan mengisi waktu luang dengan belajar, jarang saya temui.

Tanpa bertanya panjang lebar, hari yang disepakati tiba. Beberapa jam sebelum berangkat dia memberikan kabar kepada saya melalui pesan singkat.

"Mas tapi nanti saya pakai bukunya Pearson."

"Iya, Mas."

Saya tidak ada masalah untuk menggunakan buku pegangan apapun. Tapi saya agak heran. Buku pegangan ini jarang digunakan. Pearson juga bukan pengarang yang asing ditelinga saya. Tapi saya ragu-ragu apakah benar bukunya menggunakan Bahasa Inggris? Soalnya jarang saya temui sekolah di pekalongan yang menggunakan buku pegangan ini.

Sesampainya di lokasi, saya disodorkan buku Pearson Edexcel Internationa A Level, Pure Mathematics 3, Students Book. Wah, saya senang sekali. Ternyata keinginan saya untuk mengadakan kelas matematika menggunakan pengantar Bahasa Inggris diijabah justru saat saya sudah merelakannya.

Saya kemudian bertanya lebih lanjut mengenai sekolahnya. Ternyata dia mondok di Jawa Timur. Pondoknya juga mengadakan sekolah formal dengan program khusus kelas Internasional (International Class Program), dimana dia salah satu anggotanya.

Kemudian saya tanyakan alasan kenapa ia ingin belajar, padahal ini merupakan waktu liburan yang biasanya digunakan untuk istirahat.

"Saya ketinggalan banyak, Mas. Dulu jaman SMP daring." Begitu Ia menjawab pertanyaan saya.

"Lho, bukannya teman-teman juga begitu?"

"Iya, memang. Teman-teman juga banyak yang biasa-biasa saja. Tapi kalau melihat teman-teman yang pintar, saya pingin kayak mereka Mas."

Saya senang mendengarnya. Setidaknya dari situ dia punya gairah untuk belajar. Walaupun saya harus memberikan pemahaman kepadanya, bahwa yang dalam bersaing, parameternya bukan orang lain. Tapi dirinya sendiri. Dia harus selalu berusaha lebih baik dari hari ke hari. Ada atau tanpa persaingan dengan orang lain.

"Oke, Mas. Kalau boleh tau, ingin lanjut kuliah di jurusan apa Mas?"

"Kedokteran Mas. Kedokteran UNS."

"Bismillah ya Mas. Saya bantu semampu saya."

Kelas kami dimulai. Selain materi saya juga memberikan tips-tips metode belajar, supaya lebih mudah dan efektif. Jadi, dalam waktu kurang lebih satu tahun setengah kedepan ia bisa mencapai impiannya. Karena saya sadar, waktu belajar bersama selama dua minggu, jika digunakan untuk menyampaikan materi saja, tentu tidak akan memberikan dampak yang signifikan.

Salah satu yang saya berikan adalah pemahaman mengenai piramida belajar yaitu tingkatan cara belajar yang efektif. Dari situ, saya minta supaya teman belajar saya ini untuk membuat komunitas belajarnya sendiri di sekolah. Semacam tutor sebaya. Kemudian, supaya tidak terkesan menggurui, mintalah teman-teman untuk menyimak 'setoran' pemahaman materi yang sudah kamu pelajari. Biarkan mereka bertanya sebanyak-banyaknya. Buat mereka sampai paham dengan cara dan bahasa yang paling sederhana. Sehingga proses perjalananmu untuk meraih impian, juga bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekelilingmu.

Saya harap dia mau dan bisa melakukannya. Semoga saja dia menangkap pesan saya.

Boleh jadi anak ambis, tapi usahakan bermanfaat bagi teman-teman juga, jangan individualis.

Pekalongan, 14 Januari 2024

Andika Nugraha Firmansyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun