Mohon tunggu...
Andika NugrahaFirmansyah
Andika NugrahaFirmansyah Mohon Tunggu... Guru - Aktif di Sokola Sogan, Komunitas Belajar berbasis minat dan bakat.

Seorang pembelajar yang berteman dengan anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semakin Lama Sekolah, Semakin Takut Bermimpi?

13 Januari 2024   23:26 Diperbarui: 13 Januari 2024   23:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumen Pribadi

Saya tidak habis pikir. Bagaimana bisa ada anak-anak tidak memiliki keberanian untuk bermimpi. Anak-anak, dalam banyak hal, biasanya memiliki imajinasi dan keberanian melebihi orang-orang dewasa. Orang-orang dewasa umumnya sudah memiliki banyak pertimbangan berdasarkan pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Untuk itu, orang dewasa seringkali menjadi penakut.

Kenapa pula, semakin lama anak-anak bersekolah, mereka semakin takut untuk berimpi?

Di Sokola Sogan, haram hukumnya menertawakan impian anak-anak. Kami mendorong anak-anak untuk mendeklarasikan impian mereka. Kemudian memfasilitasi impian-impian mereka semampu kami.

Misalnya saja, ada diantara mereka yang ingin menjadi seorang penulis. Kami fasilitasi ia sampai bisa menerbitkan buku. Menjualkan bukunya sehingga ia bisa mendapatkan uang jajan dari karyanya itu.

Ada juga yang ingin masuk ke universitas impiannya. Tentu kami bantu dengan menyediakan program sinau bareng persiapan masuk universitas. Alhamdulillah, beberapa dari mereka bisa mencapainya.

Tentu, capaian-capaian itu bukan karena kami. Sokola Sogan bukan faktor utama. Faktor utamanya Allah SWT. Kami hanya melakukan hal-hal yang berada dalam jangkauan seoptimal mungkin. Sembari berharap Allah SWT terharu pada usaha-usaha kami, sehingga berkenan mengabulkan impian-impian kami.

Kami memiliki prinsip yang sederhana. Kalau impian kami dikabulkan, itu berkat Allah SWT Yang Maha Pemurah. Kalau impian kami tidak dikabulkan, itu artinya kami sesungguhnya lemah, Allah SWT Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Toh, kalaupun gagal, kami bisa mencanangkan ulang impian-impian kami.

Suatu saat, ketika bersama anak-anak, saya pernah merasakan kecewa. Bukan apa-apa. Saya kadang merasa kurang maksimal dalam membentuk ekosistem yang bisa menumbuhkan keberaniannya untuk bermimpi. Untuk itu, saya pernah membuat tulisan permintaan maaf kepada Allah SWT. Saya meminta maaf karena belum bisa mengajari anak-anak ini untuk percaya bahwa Allah SWT itu Maha Berkehendak, mengabulkan impian-impian baik anak-anak.

Ketika rasa kecewa itu tidak kuasa untuk saya tahan dan hampir muncul begitu saja tanpa saya sadari, saya memilih menyepi di kantor. Menutup diri. Sementara anak-anak menikmati kebersamaan dan keceriaan mereka.

Tidak banyak anak-anak yang mampu membaca saya dengan baik. Anak-anak ini memiliki kecerdasan emosional yang baik. Dan itu merupakan bekal yang baik bagi mereka untuk menggapai impian.

Yang selanjutnya, saya mendoakan semoga dalam hati mereka tumbuh 'rasa tidak tega' melihat permasalahan-permasalahan di sekitar mereka. Kamudian perasaan itulah yang akan menuntun mereka untuk menggapai impian-impian untuk bermanfaat bagi sesamanya.

Semoga di sekolah manapun itu, mampu mewujudkan ekosistem positif untuk impian-impian anak-anak. Kalaupun tidak, atau anak-anak ini tidak mampu menemukan orang-orang baik di sekitar mereka. Semoga niat baik mereka terpelihara, sehingga mereka bisa ditemukan oleh orang-orang baik.

Pekalongan, 13 Januari 2024

Andika Nugraha Firmansyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun