Untuk itu saya selalu menyediakan waktu yang cukup lama untuk berdialog. Mendengarkan mereka berjam-jam. Sesekali menanggapi tanpa menghakimi. Namun, ada juga anak-anak yang (sudah saya kenali dan pahami betul) saya goblok-goblokkan. Alhamdulillah sejauh ini lumayan efektif. Walaupun tidak bisa dijamin berapa lama cara ini bisa efektif. Yang jelas, menjaga silaturahmi dan saling mengingatkan itu layak dijadikan pilihan cara.
Kemudian, untuk anak-anak alumni, saya tanyakan kepada mereka sebuah pertanyaan menjelang akhir perjumpaan kami.
"Menurutmu, kira-kira apa yang menjadikan perempuan menarik bagi laki-laki?"
Hampir semua anak menjawab sesuatu yang berkaitan dengan fisik. Ada juga menjawab mengenai kenyamanan karena sudah nyambung obrolannya.
Saya menyalahkan semuanya.
"Misteri. Hal yang menarik dari perempuan adalah misteri."
Ketika mendengar jawaban ini mereka pasti langsung menagih penjelasannya.
"Laki-laki akan selalu tertantang untuk mengetahui (bahkan memiliki) semua hal mengenai perempuan yang dicintai. Namun, bisa dilihat berapa banyak laki-laki yang selingkuh saat pacaran. Padahal awalnya mereka mengejar dengan berbagai cara supaya bisa menaklukkan perasaan perempuan yang mereka cintai."
Mereka mengangguk-angguk.
Mereka belum bisa memahami kondisi semacam itu menempatkan posisi mereka sebagai perempuan, sebagai objek untuk ditaklukkan. Obrolan kami berlanjut. Hingga akhirnya waktu mereka untuk pulang tiba, saya berpesan kepada mereka.
"Teruslah menjadi misteri bagi laki-laki. Seperti sebuah buku tebal yang tak akan pernah selesai mereka baca."