Mohon tunggu...
Andika NugrahaFirmansyah
Andika NugrahaFirmansyah Mohon Tunggu... Guru - Aktif di Sokola Sogan, Komunitas Belajar berbasis minat dan bakat.

Seorang pembelajar yang berteman dengan anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pendidikan Rhizomatik: Memunculkan Imunitas Kognitif di Masyarakat Menjelang Pemilu

8 November 2023   12:18 Diperbarui: 8 November 2023   12:18 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi Penulis

Apalah komunitas kami ini, komunitas kecil dan rutinitasnya ngemong anak-anak paud, sinau bareng melalui bimbel gratis untuk anak SD-SMP dan utbk untuk anak SMA hingga mulang ngaji untuk ibu-ibu di kampung-kampung. 

Hingga kini ada 7 kampung yang menjadi titik kantung belajar yang semuanya dikelola oleh relawan yang bekerja tanpa digaji sepeserpun. Yang Alhamdulillah, sudah berjalan 4 tahun. 

Jika ditanya kenapa masih bisa hidup dan berjalan, tentu kami juga tidak tahu jawaban persisnya, tapi yang kami rasakan adalah belas kasih Allah SWT. Mungkin inilah yang disebut berkah.

Komunitas kami diminta mengirimkan 20 delegasi untuk menghadiri acara tersebut. Maka saya mendelegasikan relawan yang sudah termasuk pemilih pada pemilu 2024 nanti. Harapan saya, ilmu yang diperoleh nantinya bisa disebarluaskan kepada relawan lain atau masyarakat yang bersinggungan langsung dengan mereka.

Tujuan acara ini bagus, setidaknya ada tiga poin yang disebutkan dalam lampiran undangan. Pertama, menimbulkan sense of urgency pada orang muda untuk memilih dengan lebih baik. Kedua, menstimulasi orang muda untuk mengkritisi isu-isu yang menjadi fokus mereka. Ketiga, mengajak orang muda untuk berpartisipasi dalam gerakan Bijak Memilih. Untuk mencapai tujuan itu, dihadirkan 4 pemateri mulai dari direktur dan dewan pakar organisasi, dosen hokum dan influencer perempuan. Masing-masing mengangkat isu yang berbeda. Ada isu politik dan anak muda, good governance, pendidikan dan isu perempuan dalam politik.

Melihat data yang disampaikan Mas Fahri dari Bijak Memilih, pemilih muda di pemilu 2024 ini memang terhitung banyak, dan juga dapat menjadi penentu kemenangan calon. Jumlahnya sekitar 52% atau 107 juta. Dimana muncul stigma bahwa anak muda cenderung apatis terhadap politik. 70% diantaranya khawatir terhadap isu-isu korupsi, lingkungan, penegakan hukum, pendidikan dan lainnya. 68 % menganggap pemerintah tidak efektif dan hanya 8% yang teridentifikasi tertarik terjun ke politik.

Masih dari Mas Fahri, Beliau menyampaikan perlu adanya jembatan pengetahuan antara kecemasan yang dialami anak muda untuk diubah menjadi kecemasan produktif. 

Saat Beliau menyampaikan ini, rasanya komunitas kami memiliki kawan baru lagi. Anak muda yang peduli, cemas, dan tandang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan bidang ketertarikan masing-masing. Tentu setelah acara ini selesai kami akan membantu untuk membuat jembatan pengetahuan yang dalam bahasa kami adalah imunitas kognitif. 

Daya imun kognitif yang muncul di masyarakat ini penting. Supaya memiliki daya tahan untuk menghindar dan menyaring informasi dari buzzer yang bertebaran di sosial media, atau bahkan godaan untuk menerima shodaqoh dengan mengumpulkan KTP.  

Dengan menggunakan konsep pendidikan rhizomatik atau model akar yang sudah tersebar diberbagai kampong, kami akan coba membangun imunitas kognitif di masyarakat. Semampu kami, sebisa-bisanya dengan segala keterbatasan yang ada.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh ketua DPRD. Beliau dianggap yang mencerminkan anak muda yang mampu duduk di parlemen mewakili rakyat. Beliau datang dengan istrinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun