Membaca Situasi Rumit Arthur Irawan dan Fred Bernasib Sama Dirundung Fans Sendiri

 Musim 2021-2022 Fred memang banyak sekali mendapatkan menit bermain mengisi posisi gelandang bertahan, namun dibalik performa yang dimainkan oleh fred ia dinilai belum memberikan dampak yang cukup besar di lini tengah Manchester United. Jika dilihat di akun @ManchesterUnited banyak ditemui kolom komentar meminta untuk Fred keluar dan perannya digantikan oleh pemain lain. Yang menyebabkan sebagian United Fans geram ketika fred tidak bisa menunjukan performa terbaiknya, namun ia tetap menjadi pilihan utama untuk tim Inti.

Sumber: instagram.com/fred08oficial 

Arthur Irawan dan Fred memang nampak bernasib sama, bagaimana mereka dirundung oleh fans mereka sendiri. Namun disamping itu ada yang harus dibenahi dari Arthur dan Fred pastinya, Fajar Junaedi dalam bukunya yang berjudul Merayakan Sepakbola: Fans,Identitas, dan media (2017) Menyebutkan bahwa Permainan sepakbola tidak hanya menggnakan otot namun juga menuntut kecerdasan dari seorang pemain dalam mengolah bola saat pertandingan. 

Bagi Arthur meningkatkan kemampuan individu dan kerjasama tim sama pentingnya, Untuk Iklim sepakbola indonesia yang sudah lama di rasakan oleh Arthur ia harusnya mampu bersaing dengan pemain lokal maupun non-lokal yang berkompetisi di liga indonesia. 

Dan Bagi Fred adalah bagaimana dia bisa mempertahankan kepercayaan pelatih serta daya juang untuk mempertahankan posisinya agar masuk kedalam tim inti dan berkontribusi lebih untuk tim. 

Di era sepakbola modern semua posisi pemain sangat penting dan krusial bagaimana 11 orang dilapangan mampu bermain dengan bekerjasama dengan baik untuk menciptakan gol, bahkan posisi penjaga gawang dan bek tengah punya peran untuk Build up serangan dari lini pertahanan di sepakbola modern seperti sekarang. Untuk supporter tentu menginginkan yang terbaik untuk tim kebangaan, support dan kritik untuk tim kebangaan sudah menjadi hal yang biasa, asal tidak berlebihan hingga kearah menghujat pemain atau salah satu pihak. Jadikan media sosial sebagai ruang-ruang diskusi untuk mengamati dan beropini untuk kemajuan tim kebangaan dan pemain didalamnya. 

Andika Wira Admaja

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta