Mohon tunggu...
andika
andika Mohon Tunggu... Administrasi - Pria biasa

hanya orang biasa, bukan siapa siapa juga\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penuh Kreditan dan Penuh Tato

29 Mei 2020   11:08 Diperbarui: 29 Mei 2020   11:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal tahun 1993 saya masih ingat, waktu itu saya mulai punya tabungan hasil kerja yang bisa dikatakan cukup dengan satu istri dua anak, jadi punya jaminan jika saya mulai punya utang dengan menggunakan kartu kredit yang banyak ditawarkan saat itu, untuk coba juga kenapa tidak, jika bisa mengaturnya.

Awalnya saya belum faham betul cara menggunakan kartu kredit itu,  supaya tiadk terjebak seperti banyak orang sudah bercerita bercerita, menjadi hidup susah karena m4nggunakan kartu kredit.

Setekah jadi pengguna saya pernah juga sekali dua terkena bunga utang karena terlambat atau kurang bayar. Saya belum begitu faham di awal penggunakan kartu kredit, misal saya kena tagih Rp.1.330.000, saat itu saya bayar Rp1.300.00, sisa 30 ribu, ternyata saya kena bunga, karena ada utang tersisa Rp 30 ribu, dihitung bunganya bukan dari Rp30 ribu tetapi dari Rp.1.330.00 . haaa.... Wadduh.

Saya komplen dan mengaku saja jika saya belum faham, akhirnya saya di maafkan.

Bukan tidak pernah saya terkena pinalti setelah itu, masih ada beberapa kali lagi , karena ternyata saya lupa bayar kredit , ternyata sudah lewat waktu. Mustinya diluasi kemarinya,  saya baru teringat hari ini, jadi bulan berikutnya saya terkena bunga kredit sekian persen. padahal cuma terlambat melunasi tidak sampai dua pulum empat jam. Saya mencoba kembali komplen,  ujungnya alas an saya dapat diterima dan dimaafkan, bunga kredit dihapus, karena sebelumnya dapat dibilang saya tidak pernah telat melunasi lewat waktu.

Saat batas limit kredit masih terbatas, saya sering juga jika lagi tugas ke luar negeri minta batas limit kreditnya ditambah, ternyata diberi juga,cuma untuk batas tertentu dan waktu tertentu, Jika sudah begini saya merasa sangat terbantu, kemana mana tidak perlu bawa uang cash. Apa susahnya  dan apa kendalanya ada yang tidak mau menggunakan kartu kredit. Asal kita tetap taat aturan dan perhatikan batas penggunakan dan kapan utang kita harus dilunasi.

Karena itu saya malas menjadi malas merespon  teman yang diplomat senior sudah tugas di beberapa negara sering bercerita jika dia anti kartu kredit, karena bisa mencelakakan. Dia katanya kemana mana saat didalam maupun diluar negeri selalu bawa uang cash, tidak pernah mau menggunakan kartu kredit.

Diimingi kredit hape bunga nol persen

Pertengahan tahun 20 11 saat mengunjungi Pekan Raya Jakarta di Kemayoran,  ada salah satu stand jual hape. Saat lihat lihat saya mulai tertarik dengan merek hape yang dulu saya paling tidak suka, karena terkesan hape murahan saat masih kerja di Malaysia, tetapi ternyata semkin hari semakin ramai orang menggunakan hape merek itu.

Saat saya mencoba melirik dan berniat membeli satu unit yang lagi banyak orang tertarik harga jual, saya sudah lupa harga persisnya, katakana dibandrol harga Rp. 5.600.000, tetapi jika di kerdit menggunakan kartu kredit bank yang saya gunakan, dapat diskon menjadi hanya Rp. 5000.000 dan dapat dibayar dua belas kali cicilan tanpa bunga. Wuih siapa tidak suka....hahahaha.... mulailah saya sejak saat itu tidak tahan jika diimingi dengan bayar kredit tanpa bunga, untuk kredit mesin penyuling air yang harganya cukup mahal, tv bahkan terahir laptop, wadduh.

Saya pun tidak mau los begitu saja, tetap berjaga jaga dan mulai hitung hitung jika ada uang lebih saya ambil kredit tanpa bung ajika memang barang itu diperlukan, jika tidak saya tidak mau, karena sebenarnya barang yang saya kredit itu dibayar lunaspun bisa dan saya menampik jika kredit yang saya haaarus bayar lebih dari Rp. 500.000 perbulanya dan dalam satu masa ada kredit tidak lebih dari 3 macam, jika sudah ada yang lunas, baru saya mau kredit lagi. Ada yang jangka waktu kreditnya satu tahun, ada yang dua tahun, dan ada yang tiga tahun karen harga yang dikreditanya cukup besar.

Saya ternyata mulai menambah kredit kredit tanpa presetujuan istri, karena jika ditanya pasti akan ditolak. Istri dan anak anak tidak suka bapaknya kreditan............hahaha

Mereka awalnya paling sebel jika diajak makan bersama di restoran yang cuma seratus dua ratus ribu bayarnya pakai kartu kredit. Bapak ini makan Cepek ajjaaa ngutang kata anak wadon saya saat masih sekolah es empe... blom tahu dia, jika sekarang juga pengguna kartu kredit ... hehe

Mereka bilang, bapak ini...cuma seratus rebu saja ngutang.............

Wadduh...........hehe, wes tak diamkan saja. Memangnya kenapa juga. Saya kasih tahu neh kita makan sekarang tanggal 15 mei ya, nanti ditagihnya tanggal 13 juni, bayarnya nanti tanggal 1 juli, oppo orra penak, gak kena bunga dan gak perlu bawa uang kontan.

Tapi khan bapak bayar bunga kartu kredit tiap tahun, kata mereka................masih ngeyel.

Siapa bilang, ternyata kemudian entah sejak kapan gak bayar bunga penggunaan kaertu kredit, dikasih gratis...........hehe, yok opo sech. Malah ditawar tawari satu lagi yang gold, bapak gak mau...

Meningkat kredit mobil

Bulan Mei tiga tahun lalu, saya berniat mengganti mobil yang saya pakai kerja setiap hari ke Bekasi, dari Jakarta. Saya menggunakn mobil kategori jeep karena lebih cocok daripada sebelumnya saya bekerja di sekitar Jakarta Kota dari tempat tinggal di Jakarta Timur.

Mungkin karena terkadang saya lewat jalan pintas karena macet ada pembangunan jalur LRT dan jalan tol atas Jakarta Cikmpek, mobil yang saya pakai sering membuat kesal, karena terasa tidak nyaman, akan saya ganti dengan yang baru.

Saya ke gen penjualan merek mobil yang saya pakai tidak jauh dari rumah. Setelah pilih pilih saya cocok dengan mobil yang model baru brand mobil yang saya pakai, tetapi ternyata untuk saya tidak nyaman  setelah dicoba gunakan di jalan sebelum jadi dibeli. Akhirnya saya Kembali lagi ke mobil tipe yang sama cuma yang baru, cuma ganti kendaraanya saja.

Saat sudah oke dan dihitung hitung oleh sales, untuk tukar dengan yang baru saya kudu tambah uang kurang lebih Rp. 100.000.000. trus salesnya bilang, bapak enggak mau coba kredit aja pak, lebih oke kok.... Saya diimingi. Saya mulai kleper kleper, karena repot setiap tahun urus asuransi, tetapi hamper tidak pernah klem, yok opo sech. Mobil cuma dipakai rutin dari rumah ketempat kerja bolak balik tidak lebih dari 50 km setiap harinya, sesekali saja dipakai ke luar kota.

Sales mulai hitung hitung, untuk tiga tahun sesuai yang saya cobakan minta dihitung, ternyata saya harus menyicil sebulan kurang lebih 4 juta sekian, tidak sampai empat juta lima ratus ribu rupiah per bulannya.

Saya sempat berpikir, wah dibawah tunkin yang saya terima neh, karena sudah sejak lima tahun  sebelumnya saya dapat tambahan pendapatan tunkin sekitaran 6 juta rupiah perbulan, ditambah kredit yang sudah jalan, kredit tv, hape dan mesin suling air, ternyata masih cukup. Ya sudah saya oke kan saja.

Jadilah saya punya kreditan mobil sejak mei 2017 sd lunas mei 2020. Sepertinya belum lama sudah lunas. Yang sedikit membuat saya senang dengan kreditan itu ternyata setelah tiga bulan mencicil, tunkin saya jadi naik bertambah sekitaan 8 juta rupiah sampai sekarang yang infonya akan naik lagi sebelum wabah covid-19, wadduh...., tetapi sekarang entahlah.

Karena masih ada sisa diluar gaji, berarti saya masih bisa ambil kredit lagi, di penghujung tahun 2019 lalu saatliburan , saya berniat mengganti laptop alat kerja yang sudah mulai lelet jika digunakan. Saat sudah dipilih dan oke yag saya mau beli, ternyata saya ditawari lagi oleh salesnya, jika saya pakai kartu kredit yang saya gunakan dapat dicicil 12 bulan tanpa bunga, katanya..............haaa.. hahaha.  Maka jadilah saya pengguna kreditan sejati.

Kemarin saya baru tahu saat akan ambil BPKB mobil kreditan saya yang sudah lunas dibayar di kantor Kreditor di Bekasi, saya baru pertama kali ks kantor itu dan alamatnya juga dicari cari baru ketemu.

Disana saya berjumpa banyak orang yang berurusan dengan kridit kendaraan, entah apa lagi.  Ada ibu ibu ditemani adik katanya saat ditanya oleh petugas yang badannya penuh tato .  Si Ibu itu sambal ngomong kenceng entah apa urusannya, lebih dari 30 menit,  dia sudah ada disitu saat saya masuk lagi bicara putar putar gak selesai selesai. Ini dia saya berpikir jika kita tidak mentaati aturan main, apapun itu, bisa jadi masalah yang kita buat sendiri.

So sebenarnya, jika kita taat aturan dan perhatikan aturan mainnya, apapun itu tidak ada persoalan. D Usahakan taati aturan, jika melanggar pasti ada resiko yang harus dipertanggung jawabkan.

Saya penguna kartu kredit dengan limit sekarang jauh lebih besar daripada pada saya dipercaya sebagai pengguna kartu krediti tidak pernah bermasalah, malah merasa sangat terbantu dan diuntungkan,  karena saya berusaha tidak pernah menggunakan lebih dari apa yang saya butuhkan. Dan tidak pernah mau lebih dari gaji dan penghasilan yang saya terima. Alhamdulillah.

Semoga cerita ini bermanfaat. Salam sehat dari Jakarta, 29 mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun