Mohon tunggu...
Andi Josua Telaumbanua
Andi Josua Telaumbanua Mohon Tunggu... Guru - Blogger Nias

Lahir disibolga dan menyelesaikan kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli jurusan pendidikan matematika. memiliki ketertarikan dibidang sejarah,pendidikan dan tulis menulis. saat ini mengelola blog di https://www.andijosua.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Salib Kasih, Wisata Alam dan Religi di Tarutung

1 Maret 2020   21:54 Diperbarui: 1 Maret 2020   22:01 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan dimulai dari Kota Sibolga, kota yang berada di pesisir pantai barat Sumatera utara menuju Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Melewati Jalan yang dikenal dengan banyaknyanya belokan tersebut menghabiskan waktu tempuh lebih kurang 2 jam. Karena laju mobil sengaja dibuat lambat agar tidak menyebabkan mual. Padahal kondisi jalan yang sangat mulus, harusnya perjalanan menuju Tarutung tersebut sudah bisa ditempuh dengan waktu 1,5 Jam.

Sambutan tugu kacang yang masih kokoh, pertanda bahwa telah memasuki tarutung. Tugu Kacang tersebut dibuat karena tarutung terkenal dengan kacang sihobuknya yang sangat renyah. Dari kota tarutung masih membutuhkan waktu sekitar 30 Menit lagi untuk bisa sampai di Salib Kasih.

Salib Kasih terletak di Bukit Siatas Barita, Desa Situngkir, Kabupaten Tapanuli Utara. Salib Kasih adalah sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Misionaris Kristen asal Jerman yaitu Inger Ludwig Nommensen. Pembangunan Salib Kasih digagas tahun 1992 dan mulai dibangun tahun 1993.

Sebagai penanda memasuki jalan menuju lokasi, ada sebuah gapura bertuliskan selamat datang di Salib Kasih. Lalu perjalanan akan melalui jalur pendakian hingga tiba di lokasi parkir kendaraan, untuk retribusi parkirnya akan dibayar nanti saat pulang meninggalkan lokasi.

Dari lokasi parkir, kita harus menuruni anak tangga hingga ke lokasi lapangannya. Di lokasi lapangan ini, ada terdapat beberapa arena, diantaranya penjuanan souvenir, penjualan makanan dan minuman, arena mewarnai anak, trambolin anak dan Sewa Motor ATV.

Sebelum melanjutkan perjalanan, kita harus membayar tiket masuk di pintu gerbang yang didepannya berdiri patung Nommensen. Selanjutnya perjalanan akan dilakukan dengan berjalan kaki dengan jalur mendaki sekitar 800 Meter. Oleh karena itu perlu tenaga ekstra untuk bisa sampai ke lokasi salib kasihnya. 

Namun ada juga tersedia ojek yang bisa membawa pengunjung, tetapi bagi pengunjung yang ingin diangkut ojek harus mengeluarkan biaya tambahan dan bersabar menunggu. Karena hanya ada tersedia 1 ojek saja. 

Hal itu mungkin karena jalur yang tersedia juga sangat sempit serta kemiringan yang tinggi, sehingga tidak memungkinkan ojek bisa saling berpapasan dijalan.

Ada dua jalur yang tersedia, satu untuk jalur mendaki dan satunya lagi untuk jalur menurun. Tetapi pengunjung biasanya memilih secara bebas untuk jalur yang ditempuhnya. Sehingga di sepanjang jalur akan selalu berpapasan dengan pengunjung saat mendaki maupun menurun. Kedua jalur dibedakan dari bentuknya, satu beranak tangga dan yang satunya jalur rata saja. Jalur rata tersebutlah yang menjadi jalur ojek.

Sepanjang jalur pendakian, pengunjung akan menikmati hawa yang sejuk dengan kerindangan yang dihasilkan oleh pohon pinus. Jika melawati jalur beranak tangga, dipertengahan jalan pengunjung bisa melihat jejeran plangkat yang sengaja ditinggalkan oleh pengunjung untuk mengenang bahwa dirinya pernah berkunjung ke salib kasih. 

Plangkat yang jumlahnya ratusan tersebut, sepintas akan terlihat seperti nisan di makam. Namun begitu kita dekati dan baca tulisannya, barulah kita sadari bahwa itu hanya barisan plangkat kenangan.

Selain plangkat tersebut, di tengah jalur pendakian juga telah tersedia toilet yang bisa digunakan pengunjung dan setelah menggunakannya kita akan dimintai uang oleh penjaganya. 

Nantinya toilet pun akan bisa di jumpai di sekitar lokasi salib kasih. Untuk soal kebersihan, toilet yang ada sangat terjamin kebersihannya. Penjaga yang mengutip uang tadi setiap saat kosong toilet tersebut, selalu menyiramkan air dan pewangi di toilet tersebut.

Bagi para pengunjung perlu mempersiapkan air minum hingga makanan ringan sendiri, karena sepanjang jalur pendakian. Tidak akan ada ditemui pedagang, sehingga jika kehausan, kita harus berjuang dulu sampai dilokasi. 

Baru bisa membeli disatu-satunya kantin yang ada ditempat tersebut. Jangan berharap kantin yang ada menyediakan berbagai makanan dan minuman, dari apa yang saya lihat, kantinnya hanya menyediakan mie instan, air mineral, kopi saset dan beberapa makanan ringan.

dokpri
dokpri
Tiba di lokasi, salib dengan ketinggian 31 Meter tersebut akan membuat kita menegadah ke atas untuk bisa melihat puncaknya. Disekitar salib, tersedia  tempat duduk dari beton berkeramik menghadap ke tarutung. 

Rasa capek sepanjang jalur pendakian, rasanya akan terbayar jika sampai di lokasi ini, kita akan disuguhkan pemandangan hamparan persawahan dan jejeran rumah yang begitu apik.

Lokasi ini pun sangat bagus untuk dijadikan berfoto, untuk latar pun tinggal pilih, mau berlatar salib ataupun pemandangan tadi. Tentu untuk mendapatkan latar foto yang menarik, kita harus mencari posisi yang pas, sehingga bentuk salibnya bisa kelihatan utuh saat menggunakannya sebagai latar foto.

Selain itu, di sekitar salib juga terdapat bangunan-bangunan kecil yang digunakan sebagai tempat berdoa bagi pengunjung yang sedang berwisata religi. Masuk keruangan tesebut diwajibkan untuk melepaskan alas kaki. Didalam ruangan telah tersedia satu meja untuk duduk lesehan dan satu buah alkitab.

Mengingat salib kasih adalah identik dengan wisata religi kristen, namun pengunjung yang beragama selain kristen  pun bisa datang, untuk menikmati wisata alamnya. Terutama jika suka dengan rerimbunan pohon pinus. Apalagi bagi pengunjung yang suka foto, ada banyak spot foto yang instagrameble di sekitar kantin.

Sebaiknya jika datang ke salib kasih pada saat cuaca sedang cerah, jika cuaca mendung, apalagi baru turun hujan. Daerah yang berada di perbukitan ini, akan diselimuti oleh kabut dan  jalanannya bisa terasa licin.

Setelah puas, selanjutnya adalah berjalan menuruni bukit kembali. Sebaiknya memilih jalur yang berbeda saat pendakian tadi. Agar suasananya yang didapatkan menjadi berbeda. 

Setelah sampai dibawah, selanjutnya dapat membeli saovenir berupa kaos atau syal yang bertuliskan salib kasih. Bisa juga mengisi perut yang pastinya terasa kosong karena telah capek melakukan pendakian dan penurunan tadi. Setelah semua itu perjalanan ke objek wisata lainnya di Tarutung bisa dilanjutkan kembali.

Salib Kasih

Retribusi Parkir Mobil : Rp. 5000

Ticket Masuk Salib Kasih : Rp. 7000/ Dewasa

Mewarnai Anak : Rp. 15.000

Trambolin Anak : Rp. 25.000

Sewa Motor ATV : Rp. 25.000/15 Menit

Toilet : Rp. 2000

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun