Mohon tunggu...
Andini purwaningsih
Andini purwaningsih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Teks Cerita Sejarah Kerajaan Majapahit

31 Oktober 2024   19:00 Diperbarui: 2 November 2024   07:25 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Unsur kebahasaan adalah elemen atau komponen bahasa yang digunakan dalam penyusunan teks atau tulisan untuk membentuk struktur kalimat, memilih kata yang tepat, dan mengatur gaya penulisan. Unsur kebahasaan mencakup aspek-aspek seperti pemilihan kata (diksi), penggunaan kalimat kompleks, kata hubung, kata baku, ejaan, dan struktur gramatikal yang sesuai dengan jenis teks yang dibuat. Unsur ini penting agar pesan yang disampaikan jelas, efektif, dan sesuai dengan tujuan komunikasi teks tersebut.

Menganalisis teks bisa berdasarkan struktur dan unsur kebahasaannya :

Struktur Teks

Berikut adalah analisis struktur cerita teks :

1. Orientasi

- Penjelasan tentang latar belakang: Teks dimulai dengan pengantar mengenai Kerajaan Majapahit sebagai cikal bakal Nusantara yang berkembang di abad ke-14.

- Pengenalan karakter: Raden Wijaya diperkenalkan sebagai tokoh utama, bersama dengan beberapa sahabatnya seperti Sora, Nambi, dan Ranggalawe.

2. Komplikasi

- Krisis yang dihadapi: Runtuhnya Kerajaan Singasari akibat pemberontakan Jayakatwang menciptakan konflik utama. Raden Wijaya harus melarikan diri dan bersembunyi.

- Tantangan yang dihadapi: Raden Wijaya berjuang untuk mendapatkan kembali kekuasaan dan harus mengandalkan dukungan dari Arya Wiraja serta pasukan Mongol.

3. Klimaks

- Puncak konflik: Raden Wijaya berkolaborasi dengan pasukan Mongol untuk menyerang Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan musuh, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol, menandakan pergeseran kekuasaan.

4. Resolusi

- Penyelesaian konflik: Raden Wijaya berhasil mendirikan Kerajaan Majapahit setelah mengalahkan Jayakatwang dan memaksa pasukan Mongol pergi dari Jawa.

5. Koda

- Penutupan cerita: Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana, dan kerajaan tetap berpusat di Trowulan, menandakan awal

 kejayaan Majapahit.

Berikut adalah analisis unsur kebahasaan teks sejarah Kerajaan Majapahit:

1. Konjungsi Temporal

- Contoh:"Setelah Singasari runtuh," "Pada tanggal 15 bulan Kartika..."

- Analisis: Konjungsi ini menunjukkan urutan waktu dalam peristiwa yang terjadi, membantu membangun kronologi cerita.

2. Kalimat Bermakna Lampau

- Contoh: "Kerajaan Singasari runtuh," "Raden Wijaya melarikan diri."

- Analisis: Kalimat ini menggunakan bentuk lampau untuk menyampaikan fakta sejarah, menegaskan bahwa peristiwa tersebut telah terjadi.

3. Kalimat Langsung

- Contoh: Tidak terdapat kalimat langsung yang jelas dalam teks.

- Analisis: Jika ada, kalimat langsung dapat menambah kedalaman karakterisasi dan menunjukkan dialog.

4. Kalimat Tak Langsung

- Contoh: "Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk..."

- Analisis: Kalimat tak langsung digunakan untuk menjelaskan tindakan atau pemikiran tokoh tanpa mengutip perkataan mereka secara langsung.

5. Kata Kerja Mental

- Contoh: "memikat," "bersembunyi."

- Analisis: Kata kerja mental menggambarkan keadaan psikologis atau perasaan tokoh, seperti usaha Raden Wijaya untuk menarik penduduk.

6. Kata Kerja Material

- Contoh: "mendirikan," "menyerang."

- Analisis: Kata kerja material menunjukkan tindakan fisik yang dilakukan oleh tokoh, menggerakkan plot cerita.

7. Kata Sifat

- Contoh: "besar," "pahit."

- Analisis: Kata sifat digunakan untuk memberikan deskripsi lebih jelas tentang keadaan atau karakteristik, seperti "Kerajaan Terbesar di Nusantara."

8. Majas

- Contoh: “memikat hati”

- Analisis: "memikat hati" termasuk majas metafora. Majas metafora adalah majas yang menggunakan perumpamaan atau analogi terhadap dua hal yang berbeda.

----

Modifikasi 

Berikut adalah modifikasi bagian teks konflik, klimaks, dan koda menjadi cerita sejarah fiksi :

Konflik

Ketika kerajaan Singasari runtuh di tangan Jayakatwang, Raden Wijaya merasakan gelora dalam jiwanya. Bersama tiga sahabat setianya—Sora, Nambi, dan Ranggalawe—ia bersembunyi di desa Kudadu. Di tempat yang tampaknya sepi ini, mereka merancang strategi untuk membalas dendam. Raden Wijaya tahu bahwa hanya dengan merebut kembali kekuasaan, ia bisa mengubah nasibnya dan nasib bangsanya.

Saat bersembunyi, Raden Wijaya mendengar bisikan angin di hutan Tarik, seolah-olah memanggilnya untuk bangkit. Ia bertekad membangun desa di sana dan menamainya Majapahit, terinspirasi dari pohon-pohon maja yang tumbuh di sekelilingnya. Dengan kecerdikan dan karisma, ia berhasil menarik perhatian penduduk dari Tumapel dan Daha untuk bergabung dengannya, menjadikan Majapahit sebagai harapan baru.

Klimaks

Namun, tantangan terbesar masih menunggu. Raden Wijaya tahu bahwa untuk merebut kembali kekuasaan, ia membutuhkan sekutu yang kuat. Ketika berita mengenai kemarahan pasukan Mongol datang, Raden Wijaya melihat kesempatan emas. Ia menghubungi para pemimpin Mongol, menjelaskan pengkhianatan yang telah terjadi di tanah Jawa. Dengan kecerdikan, ia meyakinkan mereka untuk menyerang Jayakatwang, mengklaim bahwa ia adalah teman mereka yang dikhianati.

Pertempuran sengit pun terjadi. Dengan bantuan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, Raden Wijaya berhasil menghancurkan kekuatan Jayakatwang. Namun, setelah kemenangan itu, saat malam tiba dan langit dihiasi bintang-bintang, Raden Wijaya berbalik menghadapi sekutu barunya. Ia tahu bahwa untuk mengamankan masa depan Majapahit, Mongol tidak boleh diizinkan tetap tinggal.

Koda

Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka, bertepatan dengan 10 November 1293, Raden Wijaya berdiri di tengah rakyatnya, yang kini telah bersatu di bawah bendera Majapahit. Di hadapan mereka, ia dinobatkan sebagai raja pertama, Kertarajasa Jayawardhana. Suara sorak-sorai menggema di Trowulan, menandai lahirnya sebuah kerajaan yang akan menjadi legenda.

Dengan semangat dan tekad, Raden Wijaya memimpin rakyatnya, menegakkan keadilan dan memperluas wilayah Majapahit. Setiap keputusan yang diambilnya, setiap langkah yang diambilnya, membawa harapan baru bagi Nusantara. Dalam hati, ia tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan dengan semangat persatuan, Majapahit akan menjadikan sejarahnya abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun