Mohon tunggu...
Andi Indra
Andi Indra Mohon Tunggu... profesional -

Email : andhi_ip05@yahoo.com, Hanphone: +6281242437070

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Terpaku Jadi PNS

29 Mei 2012   19:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:37 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SETELAH sekian lama menempuh pendidikan hingga ke perguruan tinggi, tentu itu demi mencapai kualitas hidup. Pilihannya banyak. Mau menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan mendapatkan posisi baik serta gaji yang layak? Atau ingin menjadi pengusaha sukses? Akan tetapi apa jadinya jika keinginan-keinginan tersebut tidak dapat tercapai atau tertunda?

Catatan:
Andi Indra Hamid

Tapi ada yang menarik, dalam seminar yang digelar KNPI Sulbar, Selasa 29 Mei di Mamuju. Di sini dibahas bahwa PNS bukanlah satu-satunya jalan setelah selesai menempuh bangku kuliah. Terjun ke dunia usaha merupakan salah satu cara paling baik dalam meningkatkan perekonomian daerah serta menjadi lahan kerja yang lebih baik.

Apalagi dengan kebijakan moratorium saat ini, untuk sementara pemerintah mengentikan penerimaan CPNS (kecuali tenaga medis, guru dan penyuluh). Hendaknya, para pemuda yang baru lulus dari bangku perkuliahan tidak terpaku untuk itu. Sebab, bisa-bisa akan menunggu lama. Jika terpaku ingin menjadi PNS, akibatnya sarjana pengangguran semakin bertambah. Jika kebijakan moratorium ini diperpanjang, maka akan semakin lama pula penantian kita.

Padahal, hal itu pun belum tentu akan mengantarkan kita pada apa yang didambakan itu. Masih ada tes yang harus dilalui untuk menjadi PNS. Sehingga, kedepan pemuda harus membuka dan membangun mindset untuk mengembangkan wirausaha guna meningkatkan perekonomian daerah.

Dalam seminar yang bertajuk 'Mewirausahakan Pemuda dan Memudahkan Wirausaha', para pemuda mahasiswa dari berbagai sekolah tinggi, di dorong agar membangun mindset berpikirnya menjadi wirausahawan.

Seperti yang disampaikan Bupati Mamuju, H Suhardi Duka, saat menjadi narasumber dalam seminar tersebut, bahwa kita tidak boleh terpaku menjadi seorang PNS. Itu bukanlah satu-satunya jalan dalam kehidupan ini. Mengembangkan dunia usaha merupakan lapangan pekerjaan yang paling baik. Ini juga agar perekonomian kita di daerah bisa lebih maju.

Sebagai Bupati, Suhardi pun sangat mendukung jika para pemuda di Mamuju, mengubah pola berpikirnya dan tidak semua ingin menjadi PNS. SDK menjelaskan bahwa menjadi entrepreneur, bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Para pengangguran dan orang miskin dapat dibantu dengan membuka lapangan pekerjaan baru. Selain itu, bisnis kreatif merupakan lapangan kerja yang tak terbatas. Olehnya itu, mulai sekarang, rubalah pola berpikir itu menjadi wirausaha.

Menjadi pengusaha lebih baik dari pada menjadi PNS. Karena hanya dengan menjadi pengusaha maka dapat ikut andil dalam kesejahteraan. Dengan entrepreneur bisa menyejahterakan rakyat.

Namun, untuk menjalankan usaha sebaiknya mampu bersaing. Seorang pengusaha yang mampu bersaing tentunya harus inovatif dan kreatif dalam menjalankan usahanya. Penanaman mental dan karakter berwirausaha memang harus ditanamkan sejak usia muda. Selain berada di usia produktif, pikiran jernih, dan semangat pun begitu menggebu. Untuk mencapai sukses, semua itu harus dijalankan dengan penuh jiwa.

Direktur Harian Radar Sulbar Naskah M Nabhan, yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut, menyatakan sangat mendorong para pelaku usaha kecil dalam mengembangkan usahanya. Sebagai pengusaha media cetak, Naskah mendukung upaya-upaya menyejahterakan masyarakat.

Sehingga, dalam penyajian berita, Radar Sulbar memberikan ruang khusus kepada pelaku-pelaku usaha.  Untuk menjadi seorang pengusaha, ada hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah bagaimana meningkatkan kualifikasi. Sebab seorang pengusaha yang tidak punya kualifikasi personal yang bagus, tentu akan kesulitan menjalankan usahanya.

Tak kalah penting adalah pengalaman. Ini penting sebab pengalaman jauh lebih berharga dari pada kajian akademik. Terlepas dari semua itu, pada hakekatnya kembali kepada masing-masing individu. Jika sulit menjadi PNS, maka berusahalah untuk menjadi pengusaha atau sebaliknya. Karena bagaimanapun, suka atau tidak suka, hidup ini harus tetap berjalan dan harus dihadapi.
Menjadi pegawai ada enaknya dan ada juga tak enaknya. Begitu juga sebagai pengusaha, jika melihat seseorang yang sukses dalam karirnya sebagai pegawai atau pengusaha, semua jelas tidak mudah dicapai. Tetapi pelajarilah perjuangan dalam proses untuk mencapainya pada orang tersebut. Intinya adalah dibutuhkan sebuah niat yang kuat, tekun, dan sabar di dalam menjalankan serta adanya improfisasi kerja untuk mendukung kesuksesan. (**)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun