Kebutuhan pokok masyarakat yang dinilai sebagian masyarakat Mamuju mengalami lonjakan harga sebagai dampak rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 1 April lalu, menjadi salah satu permasalahan serius bagi masyarakat, khususnya bagi yang berekonomi lemah. Peran pemerintah dalam menyikapi masalah ini sangat diharapkan agar para pedagang tidak serta merta melakukan penaikan harga kebutuhan pokok tersebut.
Oleh : Andi Indra
Sepekan menjelang rencana pemerintah menaikkan harga BBM tepatnya pada 1 April lalu, sejumlah harga kebutuhan pokok di Mamuju mulai mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Padahal, pemerintah belum resmi menetapkan penaikan harga BBM.
Karena kebutuhan pokok masyarakat sudah terlanjur naik, hingga pada saat penetapan, pemerintah menunda rencana penaikan harga BBM dan menyesuaikan pada harga minyak dunia, harga kebutuhan pokok tersebut tak kunjung mengalami penurunan.
Ini menjadi masalah serius karena dampaknya sangat dirasakan masyarakat, apalagi yang tingkat ekonomi atau penghasilannya jauh dibawah rata-rata. Mau tidak mau, mereka (masyarakat, red) harus membeli meski harga terlanjur naik untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Harga untuk beberapa barang mengalami kenaikan Rp2.000 hingga Rp10ribu per kilogram (kg). Beberapa kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan seperti telur, beras, gula dean beberapa kebutuhan lainnya. Misalnya, harga telur, sebelumnya Rp25ribu per rak, kini menjadi Rp28ribu; beras sebelumya Rp75ribu per 10kg, kini naik menjadi Rp80ribu.
Untuk tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan tomat juga terjadi kenaikan. Harga cabe rawit, jika sebelumnya Rp30ribu per kg, kini menjadi Rp45ribu, cabai kriting dari Rp22ribu per kg menjadi Rp35ribu cabai biasa dari Rp16ribu per kg menjadi Rp20ribu. Harga bawang merah dari Rp10ribu menjadi Rp13ribu per liter, harga tomat dari Rp5000 per liter menjadi Rp8.000.
"Saya kaget dengan kenaikan harga bahan-bahan pokok dipasar. Padahal BBM tidak jadi naik. Kenapa pedagang sudah manaikkan harga barang,"ujar Yulianti (40), salah seorang ibu rumah tangga di Mamuju.
Kenaikan sejumlah komoditas ini cukup mengagetkan, padahal pemerintah batal menaikkan harga BBM bersubsidi. Olehnya, ia berharap peran pemerintah dalam menyikapi hal ini.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Mamuju, Deden, mengakui adanya kenaikan harga kebutuhan pokok, namun lonjakan harga hanya pada jenis tanaman holtikultura seperti cabai, tomat dan bawang. Sementara harga kebutuhan lainnya dinilai masih stabil.
"Dari pengawasan dan monitoring yang kami lakukan, tidak ada lonjakan yang signifikan di pasar. Sejauh ini, harga kebutuhan pokok masih stabil kecuali cabai, tomat yang sifatnya musiman ,"ujar Deden.
Menurutnya, terkait dengan harga ini pihaknya tidak memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan menetapkan harga barang di pasar karena para pedagang juga memasang harga berdasarkan harga dari agen. Kecuali jika mengalami lonjakan drastis dan harga di pasar tidak merata, baru kami bisa melakukan teguran kepada pedagang tersebut.
Selain itu, beberapa harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan disebabkan bahan-bahan tersebut didatangkan dari daerah lain sehingga memiliki cost yang tinggi. Salah satu penyebab kenaikan harga juga terletak pada stock kebutuhan yang sedikit namun permintaan banyak.
Kenaikan Harga Merata Seluruh Daerah /////////Sub
Sekertaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mamuju Habsi Wahid, mengakui jika harga kebutuhan pokok terjadi kenaikan. Tetapi, kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Mamuju, melainkan di seluruh indonesia sebagai dampak rencana kenaikan BBM yang tertunda.
"Memang ada kenaikan harga di Pasar, tetapi lonjakan harga tidak signifikan. Ini tidak hanya terjadi di Mamuju, tapi merata di seluruh daerah. ,"ujar Habsi Wahid kepada Radar Sulbar di ruang kerjanya Selasa, 10 April.
Menyikapi kondisi ini, Pemkab Mamuju melalui Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Mamuju sebagai leading sektornya sudah melakukan pengawasan di pasar-pasar. Hasilnya, sejauh ini tidak ada kenaikan yang signifikan, hanya kebutuhan pokok tertentu yang sifatnya musiman yang mengalami kenaikan seperti cabai, tomat dan bawang.
Olehnya itu, diimbau kepada para pelaku usaha jangan melakukan spekulasi dengan menaikan harga jual berlebihan, karena merupakan beban psikologis bagi sendi kehidupan di tengah masyarakat, jelas Habsi Wahid.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H