Mohon tunggu...
Andi Annisa Anggraeni
Andi Annisa Anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi/ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta -Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan- Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

I'm Ambivert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Antara Konsep Diri dan Motivasi Belajar Siswa di SMAN 1 Nanggung: Berdasarkan Pendekatan Hurlock

19 Desember 2024   12:03 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:03 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan aspek krusial dalam kehidupan manusia yang berperan dalam menciptakan individu berkualitas dan berintelektual. Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mewariskan nilai-nilai, tetapi juga sebagai penentu peradaban dan perbaikan nasib umat manusia. Tanpa pendidikan, generasi saat ini akan tertinggal dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kreativitas, sebagai kemampuan untuk menghasilkan ide atau produk baru, menjadi penting dalam proses pendidikan. Menurut Elisabeth B. Hurlock, kreativitas melibatkan beberapa tahap, termasuk persiapan, inkubasi, inspirasi, dan verifikasi, serta empat elemen penting: individu (person), proses (process), lingkungan (press), dan produk (product).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis perkembangan siswa di SMAN 1 Nanggung, Bogor. Melalui wawancara dengan seorang siswa kelas XI, yang Bernama Vincentino Chandra. Wawancara ini bertujuan untuk menggali konsepsi diri siswa dalam aspek positif dan negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam aspek perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang perkembangan peserta didik, yang dimana guru dapat lebih efektif dalam memfasilitasi pertumbuhan siswa di berbagai aspek, termasuk fisik, kognitif, sosial, dan emosional. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan yang lebih baik dan mendukung kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar.

Konsep diri merupakan inti dari kepribadian seseorang dan sangat berperan dalam menentukan perkembangan kepribadian dan perilaku seseorang. Konsep diri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: Lingkungan, Pengalaman, Perilaku diri, Penilaian orang lain, Interaksi dengan orang-orang penting dalam hidup. Konsep diri dapat digolongkan menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Lingkungan yang mendukung positif akan membantu seseorang membentuk konsep diri positif, begitupun sebaliknya. Sebelumnya, Terimakasih kepada narasumber saya yang bernama Vincentino Chandra yang sudah bersedia untuk di wawancarai, Vincentino Chandra bersekolah di SMAN 1 Nanggung, Bogor dengan jurusan Bisnis.

Konsep Diri Positif

  • Rasa Percaya Diri

Vincent memberikan pernyataan bahwa responden percaya dan merasa nyaman dengan dirinya untuk saat ini, Ia merasa percaya diri setiap hari di sekolah, yang merupakan lingkungan yang disukainya. Keberadaan teman-teman yang mendukung juga berkontribusi pada rasa percaya dirinya. Meskipun awalnya ia merasa malu, tetapi karna adanya pengalaman berpartisipasi dalam kampanye pemilihan ketua OSIS menjadi momen bagi ia untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Melalui proses tersebut, ia belajar untuk mengatasi rasa malu dan beradaptasi dengan situasi baru, sehingga saat ini ia merasa lebih percaya diri dalam berbagai aktivitas di sekolah. Pengalaman ini menunjukkan bahwa keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi salah satu cara efektif untuk membangun dan meningkatkan konsep diri siswa.

  • Minat Belajar

Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk metode pengajaran yang diterapkan oleh guru dan minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Responden menyatakan bahwa ia merasa tertarik dengan semua cara penyampaian materi yang dilakukan oleh guru, meskipun ia juga memiliki kecenderungan untuk menyukai semua pelajaran yang diajarkan. Bahkan ketika merasa bosan, ia tetap berusaha untuk belajar dengan tekun. Di antara pelajaran yang paling disukainya, terdapat tiga mata pelajaran utama, yaitu Bahasa Inggris, Matematika, dan Ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap berbagai mata pelajaran dapat berkontribusi pada motivasi belajar yang tinggi, terlepas dari metode pengajaran yang digunakan.

  • Cara Memotivasi Diri

Menghadapi kegagalan atau kesalahan merupakan tantangan yang umum dihadapi oleh siswa, terutama bagi mereka yang memiliki tanggung jawab dalam organisasi, seperti ketua OSIS. Vincent mengungkapkan bahwa ia sering merasa gagal ketika acara yang diselenggarakan tidak memenuhi ekspektasi. Namun, ia tidak membiarkan perasaan tersebut menghambatnya. Sebagai langkah perbaikan, ia aktif bertanya kepada teman-temannya untuk mendapatkan masukan mengenai kekurangan dalam acara yang telah dilaksanakan dan melakukan evaluasi mendalam terhadap kesalahan yang terjadi. Untuk memotivasi diri agar dapat bangkit dari kegagalan, ia berbagi cerita dengan ibunya. Ia merasakan bahwa berbicara dengan ibunya selalu memberikan dorongan dan motivasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan berikutnya. Pendekatan ini menunjukkan bahwa refleksi diri dan dukungan dari orang terdekat dapat berperan penting dalam proses pemulihan setelah mengalami kegagalan, serta membantu siswa untuk terus berusaha dan memperbaiki diri di masa depan.

  • Cara Mengatasi Tantangan

Mengatasi tantangan di sekolah, baik dalam aspek pertemanan maupun pembelajaran, merupakan hal yang penting untuk menjaga rasa percaya diri siswa. Responden menjelaskan bahwa ketika ia menghadapi situasi di mana ia merasa dikucilkan oleh teman-temannya, ia merasa perlu untuk mencari tahu penyebabnya. Pertanyaan yang muncul dalam benaknya adalah, "Mengapa saya dikucilkan? Apakah saya kurang menarik untuk diajak bermain?" Dengan sikap proaktif ini, Vincent berusaha untuk bertanya kepada teman-temannya mengenai alasan di balik perlakuan tersebut.Ia percaya bahwa dengan mendapatkan umpan balik, ia dapat memahami kekurangan yang mungkin dimilikinya dan berupaya untuk memperbaiki diri. Ia juga menyadari bahwa tidak ada paksaan untuk berteman dengan semua orang, sehingga penting baginya untuk tetap menghargai diri sendiri dan mencari hubungan yang positif dan saling mendukung. Pendekatan ini menunjukkan bahwa refleksi diri dan komunikasi terbuka dapat menjadi strategi efektif dalam mengatasi tantangan sosial di sekolah, serta membantu siswa untuk tetap merasa percaya diri dalam berbagai situasi.

  • Memandang Diri Sendiri Secara Positif 

Memandang diri sendiri secara positif, terutama ketika menghadapi kekurangan, adalah langkah penting dalam pengembangan konsep diri yang sehat. "Bahwa setiap manusia pasti memiliki kekurangan" ujarnya, Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menerima diri sendiri tanpa rasa malu. Ia menekankan pentingnya untuk tidak terlalu mempedulikan komentar negatif dari orang lain. Jika merasa sakit hati akibat perkataan seseorang, ia berpendapat bahwa sebaiknya berbicara langsung kepada orang tersebut untuk menyampaikan perasaannya, misalnya dengan mengatakan, "Maaf, saya tidak suka jika Anda membicarakan saya seperti itu. Vincent juga menambahkan bahwa percaya diri dapat terjaga meskipun berada dalam situasi sendiri. Meskipun ia merasa kurang memiliki banyak teman, ia lebih memilih untuk berteman dengan orang-orang yang sesuai dengan nilai dan kepribadiannya. Pendekatan ini menunjukkan bahwa penerimaan diri dan komunikasi yang jujur dapat membantu siswa untuk mengatasi kekurangan dan membangun kepercayaan diri yang lebih kuat dalam interaksi sosial.

Konsep Diri Negatif

 

  • Ketika Merasa Gagal

Vincent mengungkapkan bahwa ia pernah merasakan perasaan tersebut, terutama dalam konteks non-akademik. Ia merasa bahwa teman-temannya memiliki kemampuan yang lebih baik dalam bidang olahraga, sementara ia merasa kurang mampu untuk mengikuti mereka. Perasaan ini dapat menimbulkan keraguan diri dan mempengaruhi motivasi diri siswa dalam berpartisipasi dalam kegiatan yang sama. Penting untuk menyadari bahwa setiap individu memiliki keunikan dan keahlian masing-masing, serta bahwa perbandingan dengan orang lain tidak selalu mencerminkan potensi diri yang sebenarnya.

  • Pengalaman Yang Membuatnya Merasa Sedih

Vincent menceritakan pengalamannya ketika naik dari kelas 10 ke kelas 11. Tiba-tiba, teman-temannya dipindahkan ke kelas baru sesuai dengan jurusan masing-masing, dan ia merasa sangat kehilangan. Perubahan tersebut membuatnya merasa kesepian dan tidak memiliki teman di kelas baru, sehingga ia tenggelam dalam lautan kesedihan yang mendalam selama dua hari penuh. Namun, ia bersyukur karena seiring berjalannya waktu, ia akhirnya berhasil menjalin pertemanan baru di kelas tersebut. Pengalaman ini menunjukkan bahwa meskipun perubahan dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, ada kemungkinan untuk menemukan dukungan sosial yang baru dan membangun hubungan yang positif di lingkungan yang berbeda.

  • Penyebab Mendapatkan Nilai di Bawah Rata-rata

Beberapa faktor dapat menyebabkan siswa mendapatkan nilai di bawah rata-rata, dan hal ini sering kali berkaitan dengan kondisi pembelajaran yang tidak optimal. Vincent menjelaskan bahwa ketidakhadiran guru yang tidak konsisten, seperti saat guru menghadiri rapat, menjadi salah satu penyebab utama kesulitan yang dihadapinya. Faktor ini mengakibatkan kurangnya materi yang disampaikan, sehingga ia merasa kecewa karena tidak mendapatkan pemahaman yang memadai. Selain itu, ia juga menyadari bahwa kurangnya inisiatif untuk mencari informasi dari kelas lain turut berkontribusi terhadap rendahnya nilai akademisnya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa keterlibatan aktif dalam proses belajar, baik melalui komunikasi dengan guru maupun eksplorasi sumber belajar lain, sangat penting untuk mencapai kemajuan akademis yang lebih baik.

  • Ragu Untuk Mencoba Sesuatu

Vincent sering merasa ragu karena takut gagal. Namun, untuk mengatasi rasa ragu tersebut, ia biasanya mengajak teman-temannya untuk mencoba hal baru bersama-sama. Dengan melakukan hal ini, ia merasa lebih nyaman dan tidak malu jika mengalami kegagalan, karena mereka akan menghadapi tantangan tersebut secara bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial dari teman sebaya dapat membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan keberanian untuk mencoba hal-hal baru, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih positif dan menyenangkan.

  • Jenuh Saat Belajar

Perasaan jenuh saat belajar adalah pengalaman yang hampir dialami oleh setiap individu. Responden menyatakan bahwa salah satu penyebab utama dari rasa jenuh tersebut adalah rasa kantuk yang sering menghinggapinya saat proses pembelajaran berlangsung. Kondisi ini dapat mengganggu konsentrasi dan mengurangi efektivitas belajar. Pengalaman ini menunjukkan bahwa penting bagi siswa untuk menemukan cara-cara untuk menjaga energi dan fokus selama pembelajaran, seperti dengan berpartisipasi aktif dalam diskusi atau melakukan aktivitas fisik sebelum kelas, guna mengurangi rasa jenuh dan meningkatkan keterlibatan dalam proses belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun