I need your looooooooaaaavvveeeeh! ft. 70.000 people. (source: google.com)
Setelah sing along kompak di lagu Time Is Running Out, penonton kembali disuguhin lagu yang beraliran keras, yaitu Stockholm Syndrome dan ditutup dengan outro riff Freedom milik Rage Against The Machine. Kemudian masuk sesi istirahat selama 15 menit. Ketika Muse kembali naik panggung, Matt meminta semua penonton untuk menyalakan layar HP masing-masing dan mengayunkan HP itu ketika lagu Unintended dibawakan. Meski bagian gitar dioper ke Chris, vokal Matt yang luar biasa bagus lagi-lagi bikin saya gemetaran (Udah berapa kali gemetaran coba?). Bahkan disamping saya ada yang sampe nangis lho, serius. Setelah itu, Guiding Light dan Blackout dibawakan. Selain diiringi oleh puluh-ribuan cahaya HP, muncul sebuah balon udara dari balik panggung yang mengitari stadion selama kedua lagu itu dimainkan. Bener-bener suasana yang bikin mangap. Lalu ketika Undisclosed Desires, Matt turun ke pagar pembatas untuk menyalami penonton, saya bener-bener semangat. Matt Bellamy, setengah meter didepan saya. Meski gak dapet salaman sama doi, saya seneng lihat attitude Muse yang tetep down-to-earth, alias gak sombong.
Hampir nangis karena momen yang super keren ini. (sumber:kamera pribadi)
Jarak saya dengan Matt kira kira segini. (source:google.com)
Setelah itu muncul Charles, robot yang dibuat khusus untuk konser Muse, diatas panggung. Robot ini lalu menari bersamaan dengan dibawakannya Unsustainable yang diiringi oleh teknik pergerakan lighting dan pyrotechnics yang luar biasa kerennya. Plug in Baby dan Survival dibawakan setelahnya, lalu kembali istirahat 10 menit. Lalu layar raksasa menampilkan live visuals dan perlahan-lahan muncul Morgan Nicholls sambil memainkan orkestra Isolated System yang diiringi monolog-monolog tentang Numbers Station. Ketika lagu ini pelan-pelan berakhir, Matt, Dom dan Chris kembali ke panggung dan memulai lagu Uprising. Di lagu yang menceritakan tentang perlawanan terhadap kediktatoran ini, seluruh penonton kerap ngelakuin fist-pump dan menyanyi bersama sebagai simbol kekompakan perlawanan. Setelah itu, semua penonton diajak untuk bertepuk tangan bersama dengan lagu Starlight yang menandakan akhir konser. Di momen ini, rasa kagum, takjub, terharu dan puas, semua nyampur aduk kayak cendol. Gila.
Charles & Unsustainable's epic visuals. (source:google.com)