Kesejahteraan, umumnya orang khususnya tenaga kerja hanya melihat dari jumlah rupiah yang diperoleh saat bekerja, Uang....banyak uang artinya sejahtera, sedikit uang artinya tidak sejahtera.
Di TV bisa kita lihat di berbagai daerah di Indonesia menuntut kenaikan gaji, penurunan harga sembako, BBM, jaminan kesehatan, PHKÂ dan lain sebagainya. Asyik juga untuk saya jadikan postingan kali ini.
Salah siapa? pemerintah? pemilik kebijakan, pengusaha? pemilik modal atau pekerja itu sendiri yang tuntutannya sangat banyak? masing masing orang pasti mempunyai pendapat sendiri , ada yang menyalahkan pemerintah, pengusaha atau pekerja, namun kali ini saya tidak menyalahkan siapa siapa.
Tinggal ke 3 pihak diatas masing masing harus memahami kedudukannya, pertama pekerja, jangan melihat kesejahteraan hanya uang saja. Kesehatan, keamanan, listrik, air bersih, kenyaman tempat tinggal adalah contoh bentuk kesejahteraan, semakin mudah kita memperoleh hal diatas,makin sejahteralah kita, disisi lain pekerja juga harus terus meningkatkan kemampuannya, buatlah diri anda mahal dan dibutuhkan, sehingga kemampuan anda dicari oleh banyak orang.
Pemerintah juga harus mendukung terciptanya hal yang dapat memudahkan setiap pekerja, air yang tidak mahal, listrik yang terjangkau dan tersedia, keamanan, pelayanan kesehatan yang murah, nyaman dan mewah, sehingga setiap warga merasa puas dan tidak berfikir macam macam lagi.
Pengusaha juga harus berfikir untuk membantu pemerintah menciptakan hal diatas, transparan, jika perusahaan untung berlebih, bagilah ke karyawan, bisa dalam bentuk uang atau pelayanan kesejahteraan lainnya, sehingga karyawan tidak berfikir macam macam.
Memang sih, susah untuk membuat ketiga pihak diatas jalan bersama, itulah hidup......Terahkir, pesan buat pekerja "Buatlah diri anda Mahal dimata orang lain".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H