Mohon tunggu...
Dr. Andi Hermawan M.Pd
Dr. Andi Hermawan M.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Swasta

Menulis adalah Caraku bersyukur dan mensyukuri Karunia Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis "SOAR" sebagai Alternatif Analisis Mutu

3 November 2022   08:53 Diperbarui: 3 November 2022   08:54 4217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjaminan Mutu Sekolah (andi hermawan)

Stavros, Cooperrider, dan Kelly (2003) menawarkan konsep SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results) sebagai alternatif terhadap analisis SWOT, yang berasal dari pendekatan Appreciative Inquiry (AI). Pendekatan ini mulai dipopulerkan oleh David Cooperrider, dalam bukunya Introduction to Appreciative Inquiry (1995). Beliau sebelumnya sudah menulis dalam disertasi doktoralnya Appreciative Inquiry: Toward a Methodology for Understanding and Enhancing Organizational Innovation, di Universitas Case Western Reserve, Ohio. Sehingga boleh dibilang, beliau adalah pelopor dan yang mempopulerkan pendekatan ini.

Dikembangkan dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun, penelitian tentang SOAR akan membantu individu maupun organisasi dalam menentukan strategi dan mengerti kapasitasnya untuk meningkatkan tim, individu maupun performa organisasi menurut Cole & Stavros (2013). Tujuan adanya SOAR dikembangkan adalah untuk mengukur kapasitas individu dalam memikirikan strategi tentang empat elemen yang berfungsi dalam dinamika orientasi masa depan pada abad ke 21. Model SOAR mengubah analisis SWOT, yang sudah sangat mapan, dalam hal faktor-faktor kekurangan (weakness) internal organisasi serta ancaman (threats) eksternal yang dihadapinya ke dalam faktor-faktor aspirasi (aspiration) yang dimiliki perusahaan serta hasil (results) terukur yang ingin dicapai. Model analisis iniberpendapat bahwa faktor kekurangan dan ancaman dapat memunculkan perasaan negatif bagi para anggota organisasi, sehingga menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang terbaik.

SWOT sudah hadir melengkapi sebuah penilaian strategi kira-kira sejak pertengahan tahun 1960-an ketika SWOT dikembangkan dari penelitian yang diselenggarakan di Stanford Research Institute. SWOT adalah alat analisis untuk menilai sebuah organisasi dan keadaan internal dan eksternal lingkungan organisasi tersebut. Ketika menggunakan SWOT, sebuah organisasi mencoba memahami keadaan organisasi dengan mensegmentasikan kekuatan dan kelemahan serta memikirkan tentang keadaan yang memungkinkan terjadi di maa depan organisasi dengan adanya peluang dan gangguan. Analisis SWOT adalah alat analisis yang dipergunakan untuk menyusun faktor- faktor strategis berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki oleh Organisasi.

 

Model SOAR mengubah analisis SWOT, yang sudah sangat mapan, dalam hal faktor-faktor kekurangan (weakness) internal organisasi serta ancaman (threats) eksternal yang dihadapinya ke dalam faktor-faktor aspirasi (aspiration) yang dimiliki perusahaan serta hasil (results) terukur yang ingin dicapai. Model analisis ini beranggapan bahwa faktor kekurangan dan ancaman dapat memunculkan perasaan negatif bagi para anggota organisasi, sehingga menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang terbaik.

SWOT kita ketahui berprinsip pemetaan komprehensif, dari sisi kekuatan dan peluang yang berbanding dengan kelemahan serta ancaman. Tidak ada yang salah dari "pemotretan" demikian, sebagaimana best practice management selama ini. Namun penelitian pada Fortune 400 di dunia menemukan suatu hal perlu diprihatinkan. Kebanyakan kita terjebak pada upaya menyusun program (dan mengeluarkan biaya luar biasa) untuk mengatasi kelemahan, membentengi diri dari ancaman, sedemikian rupa hingga kita lupa sebuah solusi sederhana: hadapilah dengan modal yang sudah Anda miliki sebelumnya: kekuatan! Lebih memprihatinkan lagi, ternyata faktor kelemahan tidak selesai diatasi, sementara faktor kekuatan (yang tidak dipelihara oleh program yang berfokus kesana) semakin menyusut, dan makin melemahkan kita sendiri. Adakah yang lebih tragis dari itu ?!

Perbandingan analisa SWOT dan SOAR (andi hermawan)
Perbandingan analisa SWOT dan SOAR (andi hermawan)

SOAR memberi solusi dengan mengetengahkan teknik berfokus pada kekuatan. Malah menjadikan peluang untuk segera diadopsi menjadi kekuatan dengan membangkitkan aspirasi agar berwujud hasil (S=strength, O=opportunity, A=aspirasi, R=result). Dalam kerangka kerja SOAR, sebanyak mungkin stakeholder dilibatkan, yang didasarkan pada integritas para anggotanya. Masalah integritas menjadi sangat penting karena para stakeholder harus menyadari asumsi-asumsi yang menjadi dasar penggerak bagi para pemimpin organisasi. 

1. Strength (S) 

Hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang dimiliki diungkapkan, baik aset yang berwujud maupun aset yang tidak berwujud. Tujuan pengungkapan ini adalah untuk memberikan penghargaan terhadap segala hal-hal positif yang dimiliki, yang pasti akan selalu dimiliki baik oleh individu maupun organisasi. Kekuatan inilah yang akan terus dikembangkan demi kemajuan organisasi maupun individu di masa depan. 

2. Opportunities (O) 

Berarti dilakukannya analisis terhadap lingkungan eksternal guna mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki serta dapat dimanfaatkan oleh organisasi. Lingkungan eksternal adalah sebuah wilayah yang penuh dengan berbagai macam kemungkinan dan peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuannya memaksimalkan peluang yang dimiliki. Hal ini mensyaratkan adanya cara pandang yang positif dalam memandang lingkungan eksternal yang berubah dengan sangat cepat. 

3. Aspirations (A) 

Para anggota organisasi berbagi aspirasi dan merancang kondisi masa depan yang mereka impikan, yang dapat menimbulkan rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri, pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan. Saling berbagi aspirasi ini menjadi hal yang sangat penting guna menciptakan visi, misi serta nilai yang disepakati bersama, yang menjadi panduan bagi perjalanan organisasi menuju masa depan.

4. Results (R) 

Berarti menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai (measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui sejauh mana pencapaian dari tujuan yang telah disepakati bersama. Agar para anggota organisasi merasa termotivasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan ini, maka perlu dirancang sistem pengakuan (recognition) dan reward yang menarik.  

TAHAPAN ANALISIS SOAR

Analisis SOAR bagi perencanaan strategis dimulai dengan initiate (keputusan untuk memilih SOAR) kemudian dilanjutkan dengan penyelidikan (inquiry) yang menggunakan pertanyaan positif guna mempelajari nilai-nilai inti, visi, kekuatan, dan peluang potensial. Dalam fase ini, pandangan-pandangan dari setiap anggota organisasi dihargai. Penyelidikan juga dilakukan guna memahami secara utuh nilai-nilai yang dimiliki oleh para anggota organisasi serta hal-hal terbaik yang pernah terjadi di masa lalu. 

Kemudian anggota organisasi dibawa masuk ke dalam fase imajinasi, memanfaatkan waktu untuk "bermimpi" dan merancang masa depan yang diharapkan. Dalam fase ini, nilai-nilai diperkuat, visi dan misi diciptakan. Sasaran jangka panjang dan alternatif strategis dan rekomendasi diumumkan. 

Fase selanjutnya adalah inovasi, yaitu dimulainya perancangan sasaran jangka pendek, rencana taktikal dan fungsional, program, sistem, dan struktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan masa depan yang diharapkan. Guna tercapainya hasil terbaik yang terukur, karyawan harus diberikan inspirasi melalui sistem pengakuan dan penghargaan. 

Tahapan Analisis SOAR (andi hermawan)
Tahapan Analisis SOAR (andi hermawan)

Diagram analisis SOAR merupakan diagram yang berfungsi untuk mengidentifikasi situasi dan posisi yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan bisnis menurut faktor-faktor strategi internal yang dimiliki perusahaan dan eksternal yang dihadapi perusahaan. diagram SOAR menurut Stavros, Cooperrider, and Kelley (2003) adalah sebagai berikut :

DIAGRAM ANALISIS SOAR

Diagram analisis SOAR merupakan diagram yang berfungsi untuk mengidentifikasi situasi dan posisi yang dihadapi oleh organisasi dalam persaingan bisnis menurut faktor-faktor strategi internal yang dimiliki organisasi dan eksternal yang dihadapi organisasi. diagram SOAR menurut Stavros, Cooperrider, and Kelley (2003) adalah sebagai berikut :

 

Diagram Analisis SOAR (andi hermawan)
Diagram Analisis SOAR (andi hermawan)

Diagram diatas menggambarkan 2 kondisi yaitu : 

1. Strategic Planning Fokus 

perencanaan yang dilakukan focus berdasarkan hasil tabel Strengths dan Opportunities. Berdasarkan kondisi dari perusahaan / organisasi 

2. Human Development Strategy

perencanaan yang fokus berdasarkan hasil tabel Aspiration dan Results. Bersumber dari semua elemen stakeholder (personal) perusahaan / organisasi.

MATRIKS ANALISA SOAR

Matrix Analisis SOAR dibagi menjadi 4 kondisi sebagai berikut : 

Matriks Analisa SOAR (andi hermawan)
Matriks Analisa SOAR (andi hermawan)

Matrik SOAR berfungsi untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan yang menggambarkan bagimana kekuatan dan peluang eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan aspirasi dan hasil terukur yang dimilikinya. 

Penjelasan matrix SOAR : 

a) Strategi SA : strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk mencapai aspirasi yang diharapkan 

b) Strategi OA : strategi ini dibuat untuk mengetahui dan memenuhi aspirasi dari setiap stakeholder yang beriorientasi kepada peluang yang ada 

c) Strategi SR: strategi ini dibuat untuk mewujudkan kekuatan untuk mencapai Hasil yang terukur 

d) Strategi OR : Strategi ini beriorientasi kepada Peluang untuk mencapai Result yang sudah terukur  

Kelebihan analisis SOAR, Melibatkan seluruh level organisasi mulai dari atas sampai bawah untuk memberi masukan tentang strategi dalam mencapai tujuan organisasi,  Lebih fleksibel dan terukur sehingga pengambilan keputusan dapat memenuhi kebutuhan dan budaya organisasi, dan Dinilai lebih efektif karena membangun kekuatan dan organsiasi membuahkan hasil yang lebih baik daripada memperbaiki kelemahan. Adapun Kekurangan  analisis SOAR adalah  Tidak mengidentifikasi kekuraangan sehingga kurang baik dalam evaluasi diri. Semoga Analisis ini menjadi alternatif dalam peningkatan Mutu organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun