Awal Tahun 2023, Sampah di TPA Rawa Kucing Meningkat Apa Solusinya?

Sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing di Kecamatan Neglasari Kota Tangerang Banten terus meningkat, setiap harinya mencapai 1.500 ton sampah. Sampah berasal dari beberapa kelurahan serta kecamatan yang ada di Kota Tangerang, pemerintah menyiapkan solusi agar sampah tidak terus menggunung.

TPA Rawa Kucing memiliki luas sekitar 35 hektare dengan luas sel sampah untuk penimbunan sekitar 13,6 hektare. Setiap harinya TPA Rawa Kucing selalu mendapatkan kiriman sampah dari beberapa wilayah di kota Tangerang.

"Setiap hari saya datang buat membawa sampah dari kelurahan, biasanya dikumpulkan dulu di tempat pembuangan sementara (TPS), setelah dikumpulkan dari berbagai RW saya bawa ke TPA sini" tutur Indra petugas TPA Rawa Kucing.

Sebanyak ratusan truk pengangkut sampah setiap harinya membawa ribuan sampah dari berbagai wilayah di Kota Tangerang, truk yang datang harus mengantri terlebih dahulu didepan TPA Rawa Kucing, truk mengantri hingga memenuhi sebagian jalan didepan TPA.

Di awal tahun 2023 sampah yang ada di TPA Rawa Kucing semakin meningkat, itu disebabkan dikarenakan sampah yang datang terus menerus setiap harinya menyebabkan tumpukan sampah yang ada di TPA semakin menggunung.

(Tumpukan sampah yang sudah menggunung di TPA Rawa Kucing Kota Tangerang, 27/01/2023) Dokpri

Hal ini tentu harus diperhatikan oleh pemerintah setempat untuk mencegah adanya kelebihan muatan sampah di TPA. Maka dari itu adanya program Rukun Warga (RW) Tanpa Sampah yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Tangerang.

Program ini diusung pada Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2022 kemarin, dengan adanya program ini diharapkan akan mengurangi beban sampah yang ada di TPA Rawa Kucing. Pemkot Tangerang pun juga tengah menyiapkan skema pengangkutan sampah dari rumah tangga agar tidak terjadi penumpukkan.

Sampah yang sudah dipilah selanjutnya akan dibawa secara terpisah, sedangkan sisanya akan diangkut ke TPA, dengan adanya pemilahan sampah dari sumber maka masyarakat tidak lagi menjadi objek namun menjadi subjek dari program pengolahan sampah.