Jika semua kampus di Indonesia telah menerapkan model kampanye anti plastik seperti UMI ini, maka Ia akan menjadi gerakan nasional yang dipelopori oleh kampus. Terbayang dibenak saya bahwa ketika para kaum terpelajar itu terus mempromosikan kampanye anti plastik saat mereka praktek di masyarakat, maka akan mudah diikuti dan menjadi budaya sebab mahasiswa dipandang terpercaya dalam membawa perubahan.
Bahkan terbayang-masa ketika saya menjadi mahasiswa 23 tahun lalu, saat ketika saya terlibat dalam demo besar-besaran dipenghujung masa kekuasaan Presiden Soeharto. Â Masa itu seolah terilis ulang dalam benak serta menjadi usulan untuk mahasiswa masa kini untuk juga melakukan gerakan yang sama, tidak dalam tema politik tetapi lingkungan.
Jika di masa Orde Baru, kekuasaan absolute yang berefek praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) merusak sendi-sendi bernegara, maka hilangnya kesadaran masyarakat, bahkan (mungkin) pemerintah berkenaan dengan bahaya luar biasa dari plastik ini juga akan menjadi perusak masa depan biota laut, tanah bahkan kita sebagai manusia.
komunitas DW made for minds, melangsir bahwa Indonesia tercatat jadi pencemar sampah plastik kelautan global kedua terbesar setelah China. Â Setiap tahun, sekitar 3 juta ton sampah plastik Indonesia masuk ke lautan. Sungai dan kawasan pantai kini dipenuhi sampah yang sangat sulit terurai itu.
Sadarkah kita dengan efek kengerian dari polusi plastik ini? Semoga!
Sumber Tulisan: Humanity, DW.Com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI