Mohon tunggu...
Andi Harianto
Andi Harianto Mohon Tunggu... Freelancer - Kesederhanaan adalah kekuatan

Tinggal di Kota Kecil Bantaeng, 120 Kilometer, arah Selatan Kota Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Terjebak Problem Bagasi Lion Air

8 September 2019   20:35 Diperbarui: 8 September 2019   20:46 2392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi koper (SHUTTERSTOCK) | travel.kompas.com

Ketidaktahuan karena kurangnya informasi bagi saya, tidak sepenuhnya menjadi kesalahan pelanggan. Mengapa maskapai itu tidak mencatumkan minimal bagasi 7 Kg. Mengapa kami tidak diberitahu bahwa jika harus membayar Bagasi di Bandara akan lebih mahal. Nah, mengapa juga pihak Lion tidak meminta saya agar sebelum ke bandara timbang dulu barang bawaan, walau itu menggunakan alat timbang daging sapi qurban.

Jika di bandara Hasanuddin harus ditimbang semua barang bawaan kecuali yang ditenteng, perlakuan di Bandara Kertajati justru berbeda. Saat check-in menuju Makassar, yang ditimbang hanya yang akan dititip di bagasi, sementara koper yang akan saya bawa ke kabin ada yang beratnya lebih 7 kg, tidak ditimbang. Saya tahu, karena saat packing,  saya meminjam timbangan badan untuk mengukur berat barang bawaan saya. Yah, Pengalaman buruk tidak boleh terulang dua kali, jika tidak ingin dituduh keledai.

Sebenarnya saya sudah bersiap membayar banyak, karena dodol garut , wajik serta ole-ole kerajinan bambu dari Rajapola Tasikmalaya, cukup berat. Ada sih kerupuk dan kemasan kopi Cigalontang, tapi saya menjadikannya jinjingan. Seakuratnya timbangan bandara, kerupuk tetap akan mengapung. Walhasil, saya hanya membayar jauh lebih murah dibanding saat berangkat, padahal barang bawaan saya lebih berat dari itu jika semua koper ditimbang.

Nah, kenapa perlakuannya berbeda di Makassar dan di Majalengka. Tidakkah standar harus sama? bagaimana kalau pesawat keberatan dan memilih mendarat di tempat tak lazim. Ngeri.

Karena bahagia tak banyak saya bayar, tidaklah saya soal perlakuan Bandara Majalengka. Saya merasa diuntungkan. Saya hanya mengira-mengira, bahwa mungkin karena bandaranya sepi penumpang sehingga pihak maskapai berpikir tidak perlu diperketat, lagian banyak kursi pesawat yang kosong. Perkiraan saya, hanya 40% penumpang memenuhi kursi pesawat yang hanya sekali jadwal terbangnya ke Makassar itu.

Selamat sampai di rumah, saya mengucapkan syukur. Karena penasaran atas ketidak adilan ini saya pun mengutak-atik aplikasi Travel online. Ternyata, hanya Lion Air dari 4 maskapai yang saya kepoi mencantumkan "0 kg" di fitur bagasinya. Batik dan Garuda mencantumkan minimal Bagasi 20 Kg. Citilink juga demikian. Bedanya, citilink mencantumkan harga kelebihan bagasi Rp. 7.500 per kilogramnya, sementara Garuda dan Batik tidak demikian.

Bandingkan saja, Lion harga kelebihan bagasinya Rp. 32.000 per kilogram, sementara Citilink harganya Rp. 7.500, itu jika memesan di travel online, jika di Bandara harganya melonjak Rp.40.000 untuk Lion air. Citilink saya tidak tahu, saya belum pernah mengalami.

Setelah mengecek harga tiket per 9 September 2019, pukul 21.30 tujuan Makassar-Jakarta, beda harga tiket Lion Air dan Citilink hanya Rp. 340.800. Lion Air lebih murah. Tapi jika semisal Anda membawa barang seberat 20Kg, maka Citilink akan menggratiskan sementara Lion Air akan mengenakan bayaran sebesar Rp.520.000 untuk barang sebesar berat 13 kg. Itu jika Anda memisahkan barang bawaan Anda 7 Kg untuk dibawa ke kabin pesawat. Makanya, bawa tas cadangan.

Asumsi yang saya buat ini ketika harga Bagasi Lion Air tujuan Majalengka dan Ke Jakarta, sama. Nah, Mana yang lebih murah?

Pertanyaannya kemudian, mengapa maskapai Singa Udara ini  tidak mencantumkan minimal bagasi 7 Kg, sementara Garuda, Batik dan Citilink mencantumkan minimal gratis bagasi yang harus dibawa. Saya sedikit takut menguleknya lebih dalam, khawatir disalahkan dan berujung somasi. Bisa jadi pihak maskapai menyalahkan saya karena kurang informasi, atau kupeng (kurang pengetahuan/pengalaman).

Sumpah! karena semua ini, ole-ole dodol saya batasi. Sayang kan, tanah pasundan yang adalah surga kuliner, fashion dan kerajinan harus terbatasi untuk dibelanja karena problem bagasi Lion Air. Mau memilih maskapai lain saat balik, ternyata hanya maskapai itu saja yang terbang langsung ke Makassar. Lainnya tidak ada, mungkin karena sepi penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun