Mohon tunggu...
Andi Harianto
Andi Harianto Mohon Tunggu... Freelancer - Kesederhanaan adalah kekuatan

Tinggal di Kota Kecil Bantaeng, 120 Kilometer, arah Selatan Kota Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bensin Tampar Subsidi: Asing Meraup Untung

6 Desember 2010   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:58 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana pemerintah itu, lanjut Kurtubi akan mendorong Shell dan pom-pom bensin non-Pertamina lainnya untuk membuka SPBU-SPBU di seluruh kota besar Indonesia. “BBM yang akan dijual sangat menguntungkan akibat pemerintah mengharuskan rakyat menggunakan BBM non-subsidi,” timpalnya. Nah, bukankah Exxon Mobil juga bisa melakukan hal yang sama?

Saya mulai sepakat dengan Kurtubi, walau menurutku namanya kedengaran aneh. Menurutnya, yang jadi korban adalah rakyat dan ekonomi nasional. Sebab, yang semula membeli BBM premium di level Rp4.500 menjadi Pertamax dengan harga jauh lebih tinggi Rp6.900 karena mengkuti harga pasar dunia. Harga ini selalu akan bergerak naik mengikuti pasar.

[caption id="attachment_78790" align="alignright" width="300" caption="Sepertinya Si Buya kehabisan Bensin (http://gudanghumor.com/siapa-bilang-sapi-nggak-bisa-naik-motor/)"]

12916495521021426774
12916495521021426774
[/caption]

Kini, mari kita kembali kepersoalan motorku. Teman motor saya ini, sudah sangat banyak. Data Juli 2009 berjumlah 59,4 juta unit motor. Tentu akan semakin berjubel lagi setelah pengendara mobil pribadi merasa tercekik dengan harga pertamax, belum lagi sistem trasportasi massa juga begitu buruk. Mereka dipastikan akan beralih ugal-ugalan dengan motor. Ramailah negeri ini dengan suara klakson dan kenalpot. Saya yakin pemerintah nantinya akan kesulitan menontorol kendaran roda dua, yang terkenal kurang disiplin itu.

Jikalau para pengendara mobil pribadi tidak mau menggunakan pertamax karena harganya mahal, maka bisa pula mereka membeli di bensin eceran yang diambil dari tangki motor. Kini saya sepakat lagi dengan contoh yang diberikan Pak Kurtubi. Analisanya, Pengendara sepeda motor yang membeli premium di level Rp4.500 per liter. Lalu, dijual di level Rp5.500 sehingga mendapat keuntungan Rp1.000 per liter. Setiap pengisian 7 liter, pemilik sepeda motor akan mendapat keuntungan Rp7.000.

Sehari bisa melakukan 10 kali pengisian, sehingga bisa untung Rp70.000 per hari, imbuhnya. Calon pembelinya adalah pemilik mobil yang tidak mau dipaksa membeli Pertamax atau BBM jenis super di Shell karena sangat mahal.Menurutnya, begitu banyak rakyat yang punya mobil dan lebih suka membeli premium. Setelah pembatasan BBM berlaku, mereka akan lebih suka membelinya di pasar gelap dengan harga Rp5.500 dari pada membeli Pertamax di level Rp6.900. Agar tidak bosan dengan nama ‘KURTUBI’ yang saya kutip terus, baca saja beritanya di SINI. Capek saya menulis.

Bantaeng, 6 Desember 2010

Tulisan Sentilan Protes lainya, bisa dibaca di sini :

Rahasia Dibalik Perjalanan Dinas Legislator // Dengusan Jantan Kuda Prabowo // Iklan Pemerintah Tebang Terbawa Angin // Kick off; Ketika Listrik Main Bola// One Day No Rice; Fakta Menarik Bangau Sandhill //

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun