Membuat hati jadi mati rasa
Adakah cinta tanpa mata?
Walau sesaat ingin bertemu
Bebaskan hati dari belenggu
Belenggu rindu karna dirimu
      Tiga bait puisi telah kuselesaikan, puisi tersebut menggambarkan perasaanku saat ini. Kulipat kertas dan kumasukan kedalam dompet untuk suatu saat nanti akan kuberikan kepada seoarang gadis yang setiap pagi dan malam terbayang akan wajahnya yang indah.
Tak terasa malam sudah semakin larut, lampu-lampu rumah pedesaan yang tadinya masih hidup kini sudah mulai banyak yang dimatikan, Pemduduk desa mungkin segera bergegas untuk istirahat dan tidur, hanya terlihat beberapa orang di pos ronda yang sedang main catur untuk menghilangkan rasa ngantuk nya. Aku pun bergegas masuk ke rumah dan langsung mengambil air wudhu sebelum tidur. Sebelum tidur aku berdoa kepada Sang Maha Pencipta supaya aku besok masih diberi kesempatan untuk hidup agar bisa melaksanakan dan menunaikan amalan-amalan yang baik sebagai bekal di dunia dan di akhirat kelak.
                                          Semarang, 21 Agustus 2016
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H