Mohon tunggu...
Andi Saputra
Andi Saputra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Fake Cinta 2

30 September 2016   18:49 Diperbarui: 30 September 2016   18:53 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

FAKE CINTA

By andigrow

Cinta tidaklah adil. Disaat Cinta datang, ada Hati yang tersakiti. Disaat senang terselip duka. Hati tak bisa berkata apapun. Hanya bisa merasakan sakitnya cinta yang di dusta. Tuhan? Kenapa kau ciptakan rasa Cinta. Rasa yang hanya akan menyakitkan jiwa. Kini semua orang jatuh cinta. Hingga aku pun turut merasakannya. Manisnya cinta hanya kurasakan diawal. Akhir dari cinta?.Ya, Sebuah penderitaan. Itulah yang kualami ketika pertama kali mengenal rasa cinta.  Kini ku tak lagi percaya pada Cinta.

Pengalaman mengenal cinta. Dimulai saatku sekolah menengah atas. Tepatnya kelas dua SMA. Sebetulnya makna cinta itu apa?,aku pun tak tau. Semua orang membicarakan Cinta. Dari A sampai Z. Aku tak memperdulikan semua itu. Fokusku saat itu adalah belajar. Tapi, tak bisa kuingkari. Hingga akhirrnya diriku ini terkena virus-virus cinta. Aku mulai jatuh cinta terhadap seorang wanita. Wanita itu dimata ku sungguh istimewa. Bukan karena fisiknya. Tapi ketulusan hatinya. Entah kenapa dipikiran ini terselip senyum tulusnya. Di dalam doaku pun terbesit wajahnya yang indah. Perasaan cinta yang semakin bergejolak di dalam hati ini, mendorongku dengan kuat untuk menyatakan rasa cinta padanya.Waktu yang baik telah tiba. Dengan sebuah puisi kunyatakan perasaanku terhadapnya

Untuk Dia yang kuCintai

Dunia ini begitu indah

Tapi tak seindah senyum tulus dari hatimu

Hati ini terus bertasbih

Memuji cinta ini padamu

Rasa yang selama ini kupendam

Tak kuat lagi hati ini menahannya

Dengan segala kerendahan hati

Ku ucapkan cinta kepadamu

Walau hanya dengan kata-kata

Semoga bisa mewakili perasaan ini

Semua perasaan telah kucurahkan dalam sebuah puisi

Dan semoga hatimu bisa menerima hatiku

Sehingga semua berakhir dengan bahagia

Salam cinta dari aku yang mencintai mu

Kuberikan puisi itu kepadanya. Dia hanya diam. Tak menunjuk kan sebuah senyuman sedikitpun kepadaku. Waktu terus berlalu. Puisi yang keberikan hingga saat ini belum dibalasnya. Perasaan cemas kini mulai menghampiri diriku.  Aku berpikir mungkin ini penolakan secara halus olehnya kepadaku. Untuk saat ini aku sakit. Bukan sakit fisik yang bisa di obati. Tapi sakit hati. Sakit yang tak bisa diobati oleh dokter.

Sejak saat itu hati ini berjanji untuk menghapus semua catatan tentang cinta. Cinta itu hanya perasaan yang fana. Cinta membuat orang sengsara, merana dan menderita. Janganlah kalian percaya dengan cinta. Karena cinta hanya membutakan mata hati.

Boyolali, 11 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun